Jika saham-saham AS bangkit kembali, indikator-indikator ekonomi akan menjadi kunci
Tokyo (ANTARA News) -  Saham-saham Asia naik tipis pada perdagangan Kamis pagi karena penurunan tajam harga minyak mentah yang telah mendinginkan sentimen investor.

Sementara nilai tukar (kurs) pound dan euro menguat setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May memperoleh dukungan kabinet untuk kesepakatan Brexit.

Indeks MSCI, indikator terluas dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang, naik 0,15 persen. Indeks telah turun 0,4 persen sehari sebelumnya karena jatuhnya harga minyak meningkatkan kecemasan tentang prospek permintaan dan pertumbuhan global yang luas.

Pasar saham Australia naik 0,15 persen, sementara Nikkei Jepang turun 0,5 persen.

Semua sama, keuntungan pasar saham di Asia terbatas setelah Wall Street memperpanjang penurunan mereka baru-baru ini.

Indeks S&P 500 jatuh untuk hari kelima berturut-turut semalam, karena saham-saham keuangan terpukul oleh kekhawatiran bahwa peraturan industri perbankan akan mengetat setelah Partai Demokrat mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat.

Ekuitas AS juga tertekan oleh bertahannya kekhawatiran bahwa pertumbuhan laba mungkin mencapai puncaknya, meningkatnya ketegangan perdagangan dan ekonomi global yang melambat -- faktor-faktor yang memicu kehancuran aset-aset berisiko pada Oktober.

"Jika saham-saham AS bangkit kembali, indikator-indikator ekonomi akan menjadi kunci," kata Ahli Strategi Valas Senior di IG Securities, Junichi Ishikawa, di Tokyo, Jepang, seperti dikutip dari Reuters.

Baca juga: Saham Apple jeblok, Wall Street terseret jatuh

"Fokus langsung akan tertuju pada data penjualan ritel AS hari ini, yang akan memberikan pandangan tentang bagaimana konsumsi pribadi -- komponen utama pertumbuhan ekonomi - berjalan."

Penjualan ritel AS untuk Oktober akan dirilis pada pukul 13.30 GMT.

Pada segmen mata uang, pound dan euro mempertahankan keuntungan yang dibuat setelah kabinet Perdana Menteri Inggris May memberikan dukungan pada kesepakatan Brexit-nya. Sekarang May harus mendapatkan dukungan dari parlemen, meskipun tidak jelas apakah dia memiliki cukup suara untuk mendapatkan persetujuan.

Pound sedikit lebih tinggi pada 1,12987 dolar setelah mencapai 1,3072 dolar pada Rabu (14/11), ketika membaik 0,1 persen. Euro sedikit berubah pada 1,1311 dolar, naik 0,2 persen semalam.

Keuntungan mata uang tunggal dibatasi oleh ketidakpastian tentang bagaimana para pejabat Uni Eropa akan bereaksi terhadap proposal fiskal terbaru Italia, setelah mereka menolak versi bulan lalu karena pelanggaran aturan Uni Eropa tertentu.

Italia pada Rabu (14/11) menyerahkan kembali rancangan anggaran 2019 kepada Komisi Eropa dengan asumsi pertumbuhan dan defisit yang sama ketika rancangan ditolak karena melanggar aturan Uni Eropa, meningkatkan konfrontasinya dengan Uni Eropa atas kebijakan fiskalnya.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama melemah 0,1 persen menjadi 97,213, terdorong turun oleh pound dan euro yang lebih kuat.

Minyak mentah AS sedikit lebih rendah pada 55,92 dolar AS per barel setelah naik satu persen semalam, menghentikan penurunan 12 hari menyusul meningkatnya prospek bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen sekutunya akan memangkas produksi. Baca juga: Harga minyak kembali naik, OPEC bakal pangkas produksi

Baca juga: IHSG menguat seiring terjaganya fluktuasi rupiah

Baca juga: Bursa china dibuka bervariasi, Indeks Komposit Shanghai datar





Dengan kekhawatiran permintaan global juga menyebabkan kerugian satu hari paling tajam untuk minyak dalam lebih dari tiga tahun pada Selasa (13/11), pasar berbalik arah setelah Reuters melaporkan bahwa OPEC dan mitranya sedang membahas proposal untuk memangkas produksi hingga 1,4 juta barel per hari (bph), lebih besar dari yang disebutkan pejabat-pejabat sebelumnya.

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018