Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan Indonesia membuka lebar peluang bagi lulusan Timur Tengah untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa.
 

“Sudah banyak lulusan dari Timur Tengah yang kembali ke Indonesia dan menjadi pahlawan nasional,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Kamis.
 

“Ini menandakan Indonesia sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren,” imbuhnya.
 

Hidayat Nur Wahid menyatakan hal tersebut saat menyambut Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka) di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis.
 

Dewan Pengurus PPI yang hadir dalam pertemuan itu di antaranya adalah Muhammad Ruhiyat Haririe (PPI Sudan), Ikhwan Hakim Rangkuti (Kordinator PPI Timtengka 2017 – 2018), Tohirin (PPI Yaman), Rifqi Taqiuddin Syarif (PPI Sudan), dan Ali Zulfikar. 
 

Dalam kesempatan itu, Hidayat mengatakan semua warga negara Indonesia memiliki peluang yang sama dalam memberikan kontribusi dan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara. Terlebih lagi, peluang bagi lulusan Timur Tengah dan yang mendalami ilmu agama.
 

Dia mencontohkan beberapa lulusan Timur Tengah yang telah memberikan sumbangsih mereka bagi bangsa, seperti KH Ma’ruf Amin, yang maju sebagai calon wakil presiden. Begitu juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak calon gubernur dan calon wakil gubernur dari golongan kiai.
 

Lulusan Timur Tengah dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih mereka dengan menjadi da’i, guru, pimpinan lembaga, pimpinan pesantren, birokrat, anggota dewan, menteri, pimpinan MPR dan bahkan presiden.
 

“Saya bisa menjadi Ketua MPR (periode 2004 – 2009) dan Wakil Ketua MPR (periode 2014 – 2019). KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa jadi presiden. Kami berdua adalah lulusan pesantren dan Timur Tengah,” sambungnya.
 

Wakil Ketua MPR itu berpesan kepada pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam PPI Timtengka untuk fokus belajar sehingga ketika kembali ke Indonesia, mereka dapat menjadi ulama yang memahami Islam dengan pemahaman yang benar. Karena, Indonesia saat ini membutuhkan ulama dengan kapasitas keilmuan yang tinggi dan pemahaman yang benar.
 

“Jadilah Anda pakar dan rujukan ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di Timur Tengah nanti. Seperti ustad Abdul Somad. Keilmuannya tidak tiba-tiba, tetapi sudah dimulai dan dipersiapkan saat kuliah di Mesir dan Maroko,” pesannya.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid ingatkan kedaulatan rakyat menentukan arah Indonesia

Sebelumnya, dalam pertemuan itu, Koordinator PPI Timtengka 2018 – 2019 sekaligus PPI Sudan, Muhamamd Ruhiyat Haririe, mengucapkan terima kasih atas perhatian Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid terhadap mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
 

“Bapak Hidayat Nur Wahid menjadi teladan dan rujukan bagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah karena kontribusinya pada umat, rakyat dan negara Indonesia,” ujarnya.(KR-KAT)

Pewarta: Katriana
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018