Lamongan (ANTARA News) - Kantor PDI Perjuangan adalah rumah rakyat, sekaligus pusat penggemblengan kader dan pusat kebudayaan bagi partai dalam membangun relasi dengan rakyat.

"Sebagai rumah rakyat, kantor ini dibuka kepada masyarakat untuk berbagai keperluan rakyat, mulai dari kaderisasi, untuk keperluan rapat ibu-ibu PKK, sampai pemberdayaan ekonomi rakyat dengan adanya warung di halaman kantor," kata Hasto Kristiyanto saat meresmikan kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lamongan, di Lamongan, Jawa Timur, Minggu.

Peresmian kantor ditandai dengan pengguntingan rangkaian bunga melati dan meninjau ruangan-ruangan di dalam kantor.

Pada kesempatan tersebut Hasto Kristiyanto didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sti Oentari, ?Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lamongan Reso Supranoto, Bupati Lamongan Fadeli, serta pengurus DPC PDI Perjuangan Lamongan dan kader.

Menurut Hasto, keberadaan kantor partai adalah cerminan konsistensi PDI Perjuangan ?sebagai partai pelopor yang terus memperkuat manajemen kepartaian, khususnya sebagai partai modern dengan roh kerakyatan.

Lebih jauh, Hasto mengatakan, sebagai partai yang modern secara organisasional, PDIP memang terus membangun berbagai kantor partai dan semua kantor itu bukanlah milik pribadi, namun atas nama DPP PDI Perjuangan.

Dengan begitu, maka semua aset partai yang telah diinventarisasi akan menjadi aset permanen partai yang tak bisa dipindahfungsikan.?

Dengan aset tetap ini, kata dia, menunjukkan bahwa PDIP adalah partai yang akan tetap hidup bersama rakyat.

"Kami akan terus membangun kantor. Minggu depan, di Kabupaten Kulonprogo juga akan kami resmikan," imbuhnya.

Kantor baru DPC PDI Perjuangan terletak di Jalan Kusuma Bangsa, Gang Kertanegara II, Tumenggungan, Kabupaten Lamongan. Gedung baru bercat merah dan putih berlantai dua itu terletak dekat dengan perumahan masyarakat.

Baca juga: TKN Jokowi-Ma'ruf sediakan Rumah Aspirasi Rakyat #01
Baca juga: Hasto: Parpol rumah rakyat dan pusat kebudayaan

 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018