Surabaya (ANTARA News) - Para delegasi dari berbagai negara akhirnya menyelesaikan rangkaian acara simposium internasional "Startup Nations Summit" (SNS) di Kota Surabaya, Jawa Timur mulai 14-18 November 2018.

Di sela-sela kesibukan mengikuti SNS 2018, mereka juga menyempatkan diri melihat keindahan "Kota Pahlawan" itu, baik pada siang maupun malam hari.

Salah satu yang membuat mereka terpesona, saat diajak Senyusuri sungai Kalimas pada malam hari sesuai penutupan SNS 2018 di Balroom lantai 4 Grand City Mall, Surabaya pada Sabtu (17/11) sore.

Rombongan berangkat pukul 17.00 WIB dari Grand City menuju Dermaga Monumen Kapal Selam (Monkasel). Setibanya di Dermaga Monkasel, delegasi langsung diminta menggunakan pelampung.

Bersiap menikmati Sungai Kalimas berhiaskan lampion berwarna-warni, Presiden Global Entrepreneurship Network (GEN) Jonathan Ortmans menuturkan perjalanan menyusuri sungai merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya.

"Saya sangat terkesan apalagi melihat lampu-lampu lampion di atas sungai yang sangat cantik," katanya.

Sepanjang perjalanan menuju Dermaga Siola, nampak wajah sumringah ditunjukkan delegasi asal United State, Kim Bettcher. Ia mengaku senang dengan agenda naik perahu. Ia terlihat senang dan menikmati.

Hal serupa juga disampaikan delegasi asal India, Yhatin Thakur. Baginya, sungai di Surabaya cukup bersih ditambah hiasan lampion yang sangat elegan.

Ia pun tidak lupa mengabadikan foto pemandangan yang cantik dan romantis di Surabaya itu untuk nantinya bisa diceritakan kepada anaknya serta teman-temannya saat pulang ke India.

Pemerintah Kota Surabaya telah mempersiapkan fasilitas mulai pelampung hingga kondisi perahu agar delegasi aman dan nyaman saat menyusuri Sungai Kalimas. Ada 29 perahu dan 200 pelampung yang disediakan Pemkot Surabaya untuk mengangkut delegasi. 

Setibanya di Dermaga Siola, delegasi mendapat suguhan makan malam di jembatan gantung Siola lantai 3. Pemandangan cantik menambah kesan romantis bagi para delegasi untuk melihat "Kota Pahlawan" malam hari seperti yang disampaikan delegasi asal Taiwan, Gary Gong.

"Dua hari saya di sini, kurasa ini tempat paling bagus. Pemandangan yang sangat cantik," kata dia.

Sembari menikmati makan malam, beberapa delegasi juga meninjau aktivitas anak muda di koridor. Jonathan Ortman yang juga meninjau koridor menuturkan bahwa kesempatan itu merupakan kunjungan kedua di koridor.

Menurut Presiden GEN, anak muda Surabaya yang ingin memulai sesuatu bisa menuangkan idenya di tempat ini.

Ia menantang anak muda Surabaya lebih peka mengenali banyak masalah di sekitarnya serta menemukan masalahnya.

Hal yang terpenting bagi Jonathan, anak muda harus mencoba banyak cara untuk menemukan jalan keluar yang terbaik dalam mengatasi masalah.

Puas menikmati makan malam, beberapa delegasi juga menyempatkan diri mampir di stan produk milik pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di gedung Siola lantai 1.

Mereka membeli berbagai macam produk milik UKM, seperti batik, makanan dan minuman ringan, serta aksesoris lainnya.

George Makris, delegasi asal Australia, terlihat memborong beberapa produk UKM.

Ia mengaku penasaran dengan berbagai macam produk yang dijual, seperti kerupuk, brownies cookies, sambal dalam kemasan yang cantik, serta batik.



Wisata Religi

Kekaguman para delegasi SNS 2018 akan keindahan Surabaya tidak hanya pada malam hari, tetapi juga siang hari saat mereka mengikuti agenda keliling kota, Pemkot Surabaya mengajak wisata religi ke makam Sunan Ampel dan Pura Agung Jagad Karana pada Kamis (16/11).

Salah satu delegasi SNS 2018 asal Brazil, Rafaela Nicolazzi, mengaku kagum dengan keunikan bangunan tua di kawasan pemakaman Sunan Ampel.

Bangunan itu dinilai memiliki arsitektur akulturasi Arab dan China. Apalagi Sunan Ampel memiliki sejarah sebagai perintis penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Rafaela Nicolazzi juga menilai orang-orang di kawasan Ampel cukup ramah.

Ia sendiri mengaku tidak asing berada di kawasan religi muslim seperti ini karena sudah pernah mengunjungi Dubai yang serupa dengan kawasan Ampel.

Bahkan, ia jauh-jauh hari sudah menyiapkan hijab untuk keperluan berkunjung ke kawasan religi di Surabaya.

Saat memasuki area makam Sunan Ampel, Rafaela terlihat takjub melihat aktivitas keagamaan di dalam makam. Ia merasa khusyuk saat melihat orang-orang berdoa sembari memegang Al Quran.

Hal serupa juga disampaikan delegasi asal Australia, George Makris. Ia mengaku terkesan dengan kunjungan pertama yang dilakukan di Surabaya.

"Baru pertama kali saya datang dan masuk ke kawasan masjid ini," ujarnya.

Pengalaman George mengenakan sarung semakin membuat dirinya terkesan akan kunjungan ke kawasan religi itu.

Kesempatan tersebut, menurutnya akan menjadi cerita bagi teman dan saudara-saudaranya.

Ia terlihat berbeda saat menggunakan sarung. Namun, delegasi SNS 2018 dari Australia ini tidak mempermasalahkannya karena ia sangat menghargai keragaman.

Setelah melihat makam Sunan Ampel, delegasi mendapat suguhan pernak-pernik Muslim di sepanjang lorong mulai dari gamis, mukenah, peci, parfum, kalung, gelang, tasbih, hingga kosmetik Arab. Tampak para delegasi tidak canggung menyapa satu per satu pedagang yang berjualan di tempat itu.

Delegasi melanjutkan perjalanan ke Pura Agung Jagad Karana di Jalan Ikan Lumba-Lumba, Perak. Setibanya di tempat itu, mereka menuju pura.

Sebelum masuk ke area pura, delegasi diminta menggunakan kain berwarna kuning yang diikatkan di pinggang. Memasuki kawasan pura, delegasi diperlihatkan berbagai macam patung, prasasti, dan pohon yang diikat dengan kain berwarna putih hitam.

Menurut delegasi asal Australia George Makris, pura di Surabaya persis di Bali.

"Saya sering ke Bali dan saya kira pura di Surabaya berbeda dengan yang di Bali, tapi ternyata mirip. Ada gamelannya juga," katanya.

Tidak ingin kehilangan kesempatan, beberapa delegasi tampak asyik mengabadikan foto di beberapa spot yang dirasa unik. Kemudian, mereka melakukan foto bersama pengurus Pura Agung Jagad Karana.



Disambut Istimewa

Peserta SNS 2018 juga disambut secara istimewa saat tiba di Balai Kota Surabaya, Jumat (16/11) malam.

Penyambutan itu dalam rangka jamuan makam malam yang digelar Pemerintah Kota Surabaya, khusus untuk peserta SNS.

Sebelum memasuki halaman Balai Kota Surabaya, para peserta disambut kesenian reog, bahkan ketika sudah memasuki Balai Kota Surabaya, mereka juga disambut layaknya pengantin, di mana karpet merah dipasang rapi, di pintu gerbangnya juga ada janur kuning melengkung di dua sisinya, obor serta payung emas melengkapinya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai tuan rumah menyambutnya di pintu gerbang, sedangkan di Taman Surya sudah disediakan berbagai macam makanan khas Surabaya, mulai dari soto ayam, sate ayam dan kelopo, rawon, bakso hitam, gado gado, nasi kuning, nasi kebuli, semanggi, kikil lontong, dan minuman produk UKM Surabaya.

Semua peserta nampak menikmati makanan khas Surabaya ini. Mereka juga dihibur dengan berbagai macam atraksi di panggung welcome dinner yang meriah.

Ibam, seorang bocah tunanetra, juga memberikan penampilan terbaiknya dengan menyanyikan lagu sembil jari-jemarinya memencet lembut organ yang telah dipersiapkan. Tepuk tangan pun menggema kala itu.

Selain itu, musik angklung dan tari samman juga memeriahkan acara jamuan makan malam itu. Lagi-lagi, tepuk tangan pun menggema.

Salah satu peserta dari Fukuoka, Mumu Makinose, mengatakan penyambutan tamu seperti ini sangat unik.

Jika di Jepang, biasanya penyambutannya di dalam gedung dan tidak di luar atau pun di taman seperti itu. Oleh karenanya, ia sangat mengapresiasi penyambutan semacam itu.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga diberi cenderamata oleh Presiden Global Enterpreneurship Network (GEN) Global, Jonathan Ortman.

Risma tidak menyangka bakal mendapatkan cenderamata yang telah disiapkan oleh pihak GEN dalam acara malam itu.

Diharapkan oleh sang wali kota bahwa Kota Surabaya bisa menjadi rumah kedua bagi mereka.

Kehadiran mereka kembali ke kota itu pada masa mendatang sebagai hal yang sangat diharapkan pemerintah dan masyarakat Kota Surabaya.

Penyambutan Kota Surabaya terhadap SNS yang meriah itu akan menjadi pengalaman istimewa para delegasi yang mungkin tidak akan terlupakan.*


Baca juga: Startup Nations Summit rangsang pemuda berwirausaha

Baca juga: Risma usulkan Startup Nations Summit digelar di Surabaya




 


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018