Jakarta,  (ANTARA News) - Jelang libur panjang minggu ketiga November 2018, Pertamina menambah pasokan Bbm di Kabupaten Berau,  Kalimantan Timur.

Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu  menyatakan penyaluran ke Kabupaten Berau dilakukan setidaknya 1 minggu sekali dengan mengirimkan SPOB berkapasitas rata-rata 5.000.000 Liter per sekali pengiriman. 

Untuk kebutuhan jelang libur long weekend minggu ketiga November 2018 ini, Pertamina telah mendatangkan SPOB BB SAS 9 yang tiba di Pelabuhan Jobber Berau. 

Kapal ini berlabuh dengan membawa muatan BBM jenis Premium 1.938.000 L, Pertamax 380.000 L dan Solar 2.370.000 L. Pasokan tersebut disalurkan ke 12 lembaga penyalur yang terdiri dari SPBU dan juga APMS. 

Berbeda dengan pendistribusian di Pulau Jawa yang didukung oleh akses yang memadai, penyaluran BBM di Pulau Kalimantan memang menjadi salah satu yang paling menantang.

“Pasokan selanjutnya akan tiba dalam 1 atau 2 hari ini melalui SPOB Ratu Sahara. Dengan muatan 5.000.000 Liter, InsyaAllah dapat memasok kebutuhan BBM masyarakat selama long weekend ini di Berau,” ungkap Yudi. 

Terkait dengan pola konsumsi BBM masyarakat Yudi selanjutnya menghimbau agar masyarakat dapat lebih bijak dalam melakukan pembelian BBM.

 Ia mengajak masyarakat yang telah mampu dan memiliki kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas untuk memilih BBM dengan angka oktan 90 ke atas. Tidak hanya baik untuk mesin, dengan menggunakan BBM tersebut masyarakat telah mendukung penggunaan BBM subsidi sesuai peruntukan. 

Selain itu, guna memastikan aspek keselamatan dalam jual beli BBM, ia pun menghimbau agar masyarakat melakukan pembelian BBM di outlet resmi Pertamina. SPBU Pertamina telah dioperasikan dengan prosedur keselamatan yang standar berbeda dengan outlet non resmi yang dioperasionalkan tanpa memperhatikan aspek tersebut. 

“Ini merupakan tugas kita bersama. Pemerintah dan Pertamina dalam hal ini membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk lebih bijak memilih BBM, baik terkait jenis maupun lokasi pembelian. Kami pun terbuka apabila pemerintah selaku regulator ingin berkoordinasi lebih lanjut mengenai pengawasan penyaluran BBM kepada masyarakat,” pungkas Yudi.

Baca juga: Pertamina "lifting" perdana 60.000 barel dari Blok East Kalimantan-Attaka

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018