Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Turki mulai mempromosikan kebijakan luar negeri yang aktif dan humanis dengan merangkul semua kawasan sebagai mitra dengan semboyan "Damai di Dalam Negeri, Damai di Dunia".

Berdasarkan keterangan dari Kedutaan Besar Turki di Jakarta, Senin (19/11), prioritas Turki melalui kebijakan luar negeri yang aktif dan humanis meliputi penguatan stabilitas dan keamanan kawasan, perlindungan hak-hak warga negara Turki, peneguhan hubungan strategis, peningkatan jaringan perdagangan dan keamanan energi, serta peningkatan diplomasi "soft power".

Di tingkat global, Turki berkomitmen untuk bekerja sama memerangi terorisme, meningkatkan hubungan di seluruh dunia, dan aktif bekerja sama di dalam kawasan dan organisasi internasional.

Guna meraih fokus kebijakan luar negeri yang aktif dan humanis itu, Turki telah membuka 15 kedutaan besar dan satu konsulat general di seluruh dunia, termasuk di empat negara kawasan ASEAN, yakni Myanmar, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam. Sebelumnya, fungsi diplomatik dengan keempat negara tersebut dirangkap melalui Kedutaan Besar Turki di China dan Malaysia.

Turki menganggap Asia Pasifik sebagai kawasan penting dengan kekuatan ekonomi yang sedang bertumbuh. Negara yang terletak di Benua Asia dan Eropa itu telah menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura.

Selain itu, Turki juga telah menandatangani nota kesepahaman untuk menjadi mitra Koridor Tengah "Belt and Road Initiative" yang digawangi China, yang akan menghubungkan Eropa dan Asia.

Turki juga tengah mencalonkan diri sebagai mitra wicara ASEAN yang saat ini masih dalam tahapan peninjau, mitra wicara Organisasi Kerja Sama Shanghai dan mitra wicara Forum Kepulauan Pasifik.

Volume perdagangan Turki di kawasan Asia-Pasifik meningkat pesat dari 5,96 miliar dolar AS pada 2002 menjadi 53,4 miliar dolar AS pada 2017.

Kebijakan yang humanis antara lain ditunjukkan Turki dengan menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah, atau menjadi negara penampung terbesar bagi lebih dari 6 juta manusia yang menyelamatkan diri dari konflik di Suriah.

Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, Turki berkomitmen untuk mengakhiri konflik di negara tetangganya itu secara damai melalui kesepakatan politik berdasarkan parameter Perserikatan Bangsa-bangsa.

Melalui pertemuan Astana, Turki mengupayakan kemajuan dalam proses konsolidasi di Suriah melalui gencatan senjata, penerapan memorandum penurunan ketegangan dan saling membangun rasa percaya di antara pihak yang berkonflik.

Baca juga: Turki berikrar lanjutkan dukungan buat Lebanon
Baca juga: Ibu negara Turki kecam kekerasan terhadap perempuan

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018