Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny Lukito mengatakan Indonesia tergolong unggul dalam pengembangan teknologi vaksin di kalangan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Tugas BPOM saat ini adalah untuk membagi ilmunya ke negara lain, seperti untuk anggota OKI," kata Penny dalam konferensi pers mengenai The First Meeting of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) from the Organization of Islamic Cooperation di Jakarta, Senin.
   
Penny menjelaskan kemajuan pengembangan teknologi vaksin negara-negara anggota OKI beragam, ada yang kapasitasnya sudah menengah, ada juga yang masih terbelakang, karenanya pertemuan para kepala badan pengawas obat dan makanan negara anggota OKI strategis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan industri vaksin, terutama dari sisi regulator.

"Ini juga untuk South-South Cooperation agar aksesnya lebih luas lagi bagi negara-negara yang tidak beruntung," kata dia.
   
Dia mengatakan Indonesia merupakan negara percontohan yang bisa membagi pengalaman dalam mengelola industri vaksin serta pengembangan obat-obatan.

Penny menjelaskan pula bahwa pertemuan perdana NMRAs anggota OKI akan berlangsung 21-22 November 2018 di Jakarta. Hingga Senin pagi, sudah ada 30 negara anggota OKI yang mengonfirmasi kehadirannya dalam ajang itu.

Menurut dia ajang tersebut sangat strategis bagi Indonesia, yang memiliki Bio Farma, pabrik vaksin yang produknya digunakan di 141 negara termasuk 49 anggota OKI.
  
"Beberapa negara OKI tertarik untuk bisa meningkatkan kapasitasnya ke level lebih tinggi bahkan mengarah menjadi eksportir. Misalnya ada Kazakhstan dan Jordania," kata dia.
   
"Sebagai center of excellence di dunia vaksin dan obat, Indonesia memiliki posisi strategis di antara negara-negara OKI," ia menambahkan.

Dia mengatakan hanya ada tujuh negara anggota OKI yang memiliki kapasitas memproduksi vaksin, termasuk Indonesia, Iran, Senegal, Uzbekistan, Bangladesh, Tunisia dan Mesir.
   
Penny berharap kapasitas produksi vaksin di antara negara-negara OKI semakin merata sehingga mampu memberi manfaat bagi masyarakat negara-negara Muslim dan global.

Baca juga: BPOM: Indonesia komit bangun kesehatan Palestina
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018