Efektivitas paket kebijakan itu mendapat tantangan ketika peringkat Kemudahan Berusaha dari survey Bank Dunia untuk tahun 2019 mencatat penurunan peringkat dari 72 menjadi 73
Jakarta (ANTARA News) -  Nilai tukar  (kurs) rupiah yang melemah tipis tiga poin menjadi Rp14.602 per dolar AS pada ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, diperkirakan bergerak terbatas pada angka Rp14.590-Rp14.610 per dolar AS .

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu mengatakan mata uang kuat Asia seperti dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang bergerak melemah terhadap dolar AS menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah.

Baca juga: Dolar AS menguat, investor borong dolar, yen, dan franc

"Rupiah diproyeksikan akan bergerak menuju kisaran antara Rp14.590-Rp14.610 per dolar AS dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.

Saat ini, ia menambahkan, pelaku pasar uang di dalam negeri sedang mencermati paket kebijakan ekonomi jilid XVI dan revisi daftar negatif investasi (DNI).

"Efektivitas paket kebijakan itu mendapat tantangan ketika peringkat Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business –EODB) dari survey Bank Dunia untuk tahun 2019 mencatat penurunan peringkat dari 72 menjadi 73," katanya.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan pelemahan rupiah relatif terbatas seiring penilaian pelaku pasar terhadap ekonomi Amerika Serikat kemungkinan belum akan bertumbuh signifikan.

Baca juga: Harga Minyak jatuh, Trump isyaratkan "tidak hukum" Saudi atas pembunuhan Khashoggi

"Situasi itu tentunya membuat inflasi di AS juga tidak akan melonjak, yang pada akhirnya The Fed (Federal Reserve) mengurangi agresifitasnya terhadap kenaikan suku bunganya," katanya.

Baca juga: IHSG melemah akibat aksi ambil untung investor asing

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018