Penerapan SNI diyakini dapat memberikan kontribusi besar bagi upaya peningkatan daya saing industri...
Jakarta (ANTARA News) - Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) di sektor industri manufaktur sudah semakin tinggi yang tercermin dari peningkatan jumlah SNI yang diterapkan baik secara sukarela maupun wajib, serta konsumen juga sudah semakin jeli dan cerdas dalam memilih produk yang berkualitas.

"Hal itu menjadi daya dorong bagi industri untuk memproduksi barang yang berkualitas dan terjamin keamanan dan keselamatannya bagi konsumen," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menperin menjelaskan jumlah penerapan SNI semakin bertambah secara signifikan baik itu untuk penerapan SNI produk, proses, sistem, maupun personel.

"Penerapan SNI diyakini dapat memberikan kontribusi besar bagi upaya peningkatan daya saing industri manufaktur nasional di pasar domestik dan ekspor," tuturnya.

Hingga saat ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memberlakukan sebanyak 105 SNI secara wajib di berbagai sektor industri manufaktur. Sektor tersebut antara lain industri makanan dan minuman, tekstil dan aneka, logam, kimia dasar, kimia hilir, otomotif, serta elektronika.

Oleh karena itu, Menperin memberikan apresiasi kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang telah menyelenggarakan SNI Award.

Kegiatan ini dinilai menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menstimulasi peningkatan penerapan SNI oleh pelaku usaha maupun organisasi lainnya.

"SNI Award ini diharapkan produsen, konsumen, dan masyarakat umum, semakin menghargai aspek mutu, dan memahami perlunya berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penggunaan SNI sebagai referensi penyediaan dan permintaan pasar," paparnya.

Melalui SNI Award juga diharapkan para pelaku usaha mampu meningkatkan kinerja perusahaan untuk tumbuh berkembang menjadi institusi yang mampu bertahan dalam persaingan bisnis global, dan meningkatkan brand image sebagai perusahaan yang konsisten dalam menjaga kualitas produknya.

Kepala BSN Bambang Prasetya menyampaikan pada tahun ini atau penyelenggaraan yang ke-14, SNI Award diberikan kepada 56 organisasi atau perusahaan. Setiap tahun pesertanya terus meningkat.

Baca juga: SNI Award 2018 diberikan kepada 56 organisasi

“Di tahun 2018, sebanyak 208 organisasi atau perusahaan yang mendaftar,” ungkapnya.

Dari jumlah tersebut, yang lolos sampai tahap on-site atau kunjungan lapangan sebanyak 71 organisasi atau perusahaan. Pada tahap berikutnya, penilaian dilakukan oleh dewan juri kompeten yang antara lain berasal dari industri, pemerintah, perguruan tinggi, dan pakar manajemen.

"Diharapkan SNI Award dapat menjadi acuan organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan kinerja, karena dinilai dari berbagai aspek seperti manajemen dan kepemimpinan, fokus pada pelanggan, pengembangan sumber daya, pengelolaan atau realisasi produk, serta hasil bisnis," terangnya.

Politeknik ATK Yogyakarta, salah satu unit pendidikan vokasi di lingkungan Kemenperin, berhasil meraih perak untuk kategori Organisasi Pendidikan Tinggi.

"Politeknik ATK Yogyakarta telah ikut serta dalam kegiatan SNI Award sejak tahun 2015. Pada tahun lalu, kami juga memperoleh peringkat perak untuk kategori Perusahaan Menengah Jasa," ujar Sekjen Kemenperin Haris Munandar yang turut mendampingi Menperin, malam itu.

Haris menegaskan, Kemenperin fokus untuk terus memacu kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor industri manufaktur sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Peningkatan kualitas tenaga kerja ini untuk mendongkrak produktivitas dan menciptakan inovasi.

"Salah satu program vokasi yang telah kami jalankan adalah link and match antara SMK dengan industri," tandasnya.

Baca juga: Geliatkan investasi, Menperin: DNI harus ikuti perkembangan

Baca juga: Kadin: Tunda penerapan kebijakan relaksasi DNI


 


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018