Kandang modern ini bertujuan memberikan ruang bagi akademisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan soal ayam potong sehingga bernilai ekonomis dan bisa diterapkan di masyarakat
Padang (ANTARA News) - Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) menerima hibah satu unit kandang ayam modern yang berkapasitas tampung 20 ribu ekor dari PT Charoen Pokphand Indonesia.

Rektor Universitas Andalas Prof Tafdil Husni di Padang, Kamis mengatakan, kandang itu akan menjadi sarana pendidikan mahasiswa dan akademisi Unand sehingga kemampuan lulusan akan semakin baik, terutama di bidang peternakan ayam.

Kandang yang dihibahkan perusahaan pakan ternak tersebut berteknologi "closed house" (kandang tertutup).

Dekan Fakultas Peternakan Unand James Hellyward menyebutkan, pemanfaatan teknologi "closed house" itu nanti tidak akan terputus sampai pada ayam potong saja.

"Kami akan pelajari bagaimana masuk ayam, keluar naget, sosis dan bentuk lain. Di sini nanti juga akan melahirkan wirausaha dalam bidang peternakan," ujarnya.

Kandang ayam modern di Unand itu telah melalui ujicoba satu kali panen dengan keberhasilan yang cukup baik. Selama 27 hari perawatan hingga panen tingkat kematian hanya 0,95 persen.

Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Thomas Effendy menyebutkan, dalam bidang peternakan unggas khususnya ayam broiler (ayam potong), mutu sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dibandingkan negara lain.

Indonesia punya banyak akademisi yang berpotensi dalam mengembangkan ayam broiler sehingga menjadi produk yang bernilai tinggi.

Kendala hanya keterbatasan fasilitas dan teknologi untuk melakukan penelitian.

"Kandang modern ini bertujuan memberikan ruang bagi akademisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan soal ayam potong sehingga bernilai ekonomis dan bisa diterapkan di masyarakat," ujarnya seusai peresmian dan penandatanganan prasasti "closed house" hibah dari PT Charoen Pokphand kepada Fakultas Peternakan Unand.

Menurutnya Indonesia harus punya daya saing tinggi mengembangkan peternakan ayam potong jumlah besar. Untuk mencapai itu dalam pengembangannya harus ada kemitraan sebagai penjamin bisnis tersebut agar tidak terjadi permainan harga. Sehingga bisnis ayam potong tumbuh dan berkembang di Indonesia.

"Kita juga harus punya rumah potong sehingga bisnis ini berjalan dengan baik," katanya.

Dia berharap kedepan closed house yang dihibahkan tersebut menjadi tempat pembelajaran sehingga melahirkan produk baru dan penelitian baru.

Sementara Sekretaris Ditjen Pembangunan Daerah Tertentu Kemendes, Aisyah Gamawati menjelaskan, closed house yang ada bisa membantu program Kementerian Desa dalam membangun bangsa ini. Ditegaskannya, Dana Desa boleh digunakan untuk pengembangan peternakan ayam potong di desa/nagari.

"Itu intruksi langsung dari Pak Presiden. Nanti setelah lahir peternak tangguh dan siap tempur, bisa mengabdikan diri di desa/nagari untuk mengembangkan ayam potong ini. Dana desa boleh dianggarkan untuk peternakan ayam potong ini," ujarnya.

(KR-MKO/A013)

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018