kami ingin melibatkan kaum milenial untuk terus menggencarkan dan mempromosikan cinta makan ikan
Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggalakkan konsumsi ikan dengan menggandeng generasi milenial untuk mencapai target konsumsi ikan penduduk Indonesia pada 2019 mencapai 54,49 kg per kapita.      

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan, target tersebut meningkat dibandingkan konsumsi ikan 2018 yang sebanyak 50 kg/kapita.

"Ikan merupakan sumber protein yang sangat besar, dengan makan ikan kita bisa lebih sehat dan turut serta dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa,"  katanya.

Menurut dia, sepanjang lima tahun terakhir target konsumsi ikan per kapita selalu meningkat, yaitu sebesar 38,14 kg/kapita  pada 2014, tahun 2015 sebesar 40,9 kg/kapita, 2016 sebesar 43,88 kg/kapita dan, 2017 sebanyak 47,12 kg/kapita.
 
Sedangkan tahun 2018 sebesar 50 kg per kapita dan  tahun 2019 ditarget konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun.

Rifky menyebutkan hampir setiap tahun target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi. Bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan, seperti pada tahun 2015 konsumsi ikan masyarakat mencapai 41,1 kg per kapita per tahun, berhasil melampaui target sebesar 40,9 kg per kapita per tahun.

"Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi kesehatan," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ dan akan terus didengungkan pentingnya makan ikan,  agar konsumsi ikan nasional per kapita per tahunnya terus naik.

"Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga, seperti Malaysia 70 kg per kapita per tahun, Singapura 80 kg per kapita per tahun,  dan Jepang mendekati 100 kg per kapita per tahun," katanya.

 Apalagi,  Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai komoditas ikan yang beragam baik itu ikan tangkap maupun ikan hasil budidaya, serta stok ikan nasional juga berlebih.

 Dirjen  menyatakan harapannya agar tidak ada lagi terdengar kasus gizi ganda (kelebihan dan kekurangan gizi), stunting (bayi lahir pendek) dan lain-lainnya, yang merupakan contoh beberapa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia yang erat kaitannya dengan pangan dan gizi.

 "Dengan makan ikan diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah dalam mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi bagi masyarakat," katanya.

 "Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia, disamping itu harganya juga terjangkau. Selain itu juga mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan omega 3. Makanya mari budayakan makan ikan," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut Rifky mengatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat yakni dengan mengajak generasi milenial untuk lebih cinta lagi dalam mengonsumsi ikan, selaras denga tema Hari Ikan Nasional 2018 yaitu "Dengan Protein Ikan, Kita Membangun Bangsa".

"Yang membedakan Harkannas (Hari Ikan Nasional) tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu kita ingin membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern. Makanya kami ingin melibatkan kaum milenial untuk terus menggencarkan dan mempromosikan cinta makan ikan," katanya.
    
 Menurut dia, melibatkan generasi milenial adalah langkah tepat di tengah era digital seperti sekarang ini, di mana perkembangan media massa berbasis internet dan media sosial sudah sangat menjamur di kalangan masyarakat sebagai wadah informasi yang dianggap cepat, tepat dan efisien.

Untuk bisa mengakomodasi itu, menurut Rifky, pihaknya telah menggagas yang namanya Seafood Lovers Millennial, karena berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata, 45 persen kunjungan wisata di Indonesia baik wisata dari mancanegara maupun domestik adalah wisata kuliner.

Baca juga: KKP ajak masyarakat konsumsi ikan lebih banyak

Baca juga: Konsumsi ikan nasional capai 43 persen


 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018