Ada satu ditingkatkan dari perintis menjadi komersial sudah tidak disubsidi lagi, memang dalam hal perintis ini, pesawat sudah memenuhi aspek kelaikudaraan, fasilitas minimum dan standar
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 12 rute perintis didorong untuk menjadi komersial, berdasarkan hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan di 10 koordinator wilayah. 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi udara Kemenhub Mohammad Alwi usai diskusi “Pelaksanaan Angkutan Udara Perintis Penumpang” di Jakarta, Jumat, menjelaskan angkutan udara perintis penumpang dapat ditingkatkan menjadi rute komersial dengan mempertimbangkan aspek potensi ekonomi wilayah, permintaan penumpang, jumlah penduduk yang dilayani, dukungan fasilitas dan prasarana bandara, aksesibilitas dan ketersediaan moda lain dan terpenuhinya target frekuensi dan target jumlah penumpang.

“Ada satu ditingkatkan dari perintis menjadi komersial sudah tidak disubsidi lagi, memang dalam hal perintis ini, pesawat sudah memenuhi aspek kelaikudaraan, fasilitas minimum dan standar,” katanya. 

Rute yang direkomendasikan menjadi komersial di antaranya Banda Aceh – Nagan Raya, Sinabang – Nagan Raya, Banda Aceh – Kutacane, Palangkaraya – Muara Teweh;, Palangkaraya – Puruk Cahu, Masamba – Seko, Waingapu – Ruteng, Merauke – Ewer, Sorong – Inanwatan, Sorong- Teminabuan, Sorong – Werur, dan Timika – Dekai.

Dihubungi terpisah, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Enda Murni mendukung adanya upaya peningkatan dari angkutan perintis menjadi angkutan komersial, namun dengan mempertimbangkan sejumlah hal seperti ketersediaan armada serta daya beli masyarakat.

“Sebetulnya ini saran yang bagus dari Balitbang, tapi kita perlu melihat dulu operatornya, armadanya serta daya bali masyarakat karena saya yakin pasti akan ada protes,” katanya.

Dia mengatakan operator penerbangan saat ini masih terbatas, yaitu Susi Air, Transnusa dan Marta Buana Abadi yang mengoperasikan Demonim Air. 

Dengan berkurangnya penerbangan perintis di tahun depan, Kristi menyebutkan anggaran untuk subsidi pun menurun dari Rp604 miliar menjadi Rp532 miliar. “Turun sekitar Rp70 miliar,” katanya. 

Baca juga: Subsidi kapal perintis bakal turun 20-30 persen tahun 2019
Baca juga: 10 rute penerbangan perintis direkomendasikan dihentikan


a

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018