Sungailiat, Babel  (ANTARA News) - Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air masih menunggu kedua orang tua bayi  Kyara Sirine Damendra Giwitri (1,3) yang belum teridentifikasi oleh tim DVI Polri, untuk dimakamkan bersama di Tempat Pemakaman Umum Parit Padang, Bangka Belitung.

"Ini cucu saya dari anak saya Wita dan Rizal. Saya masih tunggu orang tuanya bisa diidentifikasi (oleh tim Disaster Victim Identification /DVI Polri)," kata kakek  bayi Kiara, Ansori (54) di Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Babel, Sabtu.

Bayi Kiara dan orang tuanya, Wita dan Rizal, merupakan korban jatuhnya pesawat Lion Air di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018, namun si bayi terpaksa dikuburkan tanpa kedua orang tuanya yang belum teridentifikasi.

Sang kakek, Ansori, menyebutkan, ia sengaja menunggu di RS Mabes Polri Jakarta supaya jenazah Kyara bisa dimakamkan langsung bersama kedua orang tuanya jika waktu itu berhasil diidentifikasi Tim DVI Mabes Polri. 

Sayangnya, hingga posko pencarian ditutup Basarnas, jenazah anak dan menantunya belum berhasil diidentifikasi tim, sehingga bayi Kiara terpaksa dimakamkan sendirian.

Ia berharap  Lion Air terus melanjutkan pencarian dan bisa mengidentifikasi kedua orang tua bayi Kiara serta para korban lainnya yang belum ditemukan.

"Kami optimis jenazah anak dan menantu bisa ditemukan dan diidentifikasi, oleh sebab itu kami minta pihak Lion Air untuk terus melakukan pencarian dan memproses identifikasi," jelasnya.

Ia sangat berterima kasih atas upaya yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Babel dengan membentuk tim khusus guna mencari warga Babel lainnya yang belum ditemukan dan teridentifikasi.

 Baca juga: Doa-doa meliputi hari terakhir penyerahan jenazah korban JT 610
Baca juga: Ini daftar 125 korban Lion Air JT 610 yang teridentifikasi

 

Pewarta: Kasmono
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018