Lama kelamaan malah lebih banyak Grab-nya. Ini sih sama saja dengan kerja rodi
Jakarta (ANTARA News) - Mitra pengemudi Grab Bike menilai pendapatan dan skema insentif Go-Jek jauh lebih baik, khususnya terkait kebijakan terbaru aplikator asal Malaysia tersebut berupa sistem berlian. 

"Dulu, buat mitra masih lumayan untung. Tapi sekarang, lama kelamaan malah lebih banyak Grab-nya. Ini sih sama saja dengan kerja rodi," kata mitra pengemudi Grab Bike, Andriyana (34), saat ditemui di Jakarta, Minggu.

Andriyana menjelaskan, dalam sehari, mitra pengemudi harus mengumpulkan 350 berlian agar bisa mendapatkan bonus Rp200.000. 
Pada jam normal, perolehan berlian untuk satu kali perjalanan adalah delapan dan 13 berlian pada jam sibuk. 

"Jadi, kalau mau dapat 350 berlian, sehari harus bisa lebih dari 25 perjalanan melayani penumpang. Gila itu sich," ujarnya.

Sementara di Go-Jek, mitra pengemudi bisa mendapatkan bonus Rp250.000 dengan mengumpulkan 30 poin dalam sehari. 

Baca juga: Menhub prihatin demo taksi online, perusahaan mitra akan dipanggil

Baca juga: Kemenhub tegur keras Grab


Di area tertentu, pengemudi Go-Ride bisa mendapatkan maksimal tiga poin untuk satu kali perjalanan. Adapun di luar area tertentu, pengemudi bisa memperoleh maksimal dua poin untuk sekali perjalanan.

Karena itu, tegas Andriyana, dirinya sempat berpikir ingin beralih menjadi mitra Go-Jek, hanya saja kurang beruntung ketika ikut serta bersama sejumlah mitra pengemudi Grab Bike yang berbondong-bondong hijrah ke Go-Jek beberapa waktu lalu. 

Pria yang telah bergabung dengan Grab Bike sejak Agustus 2016 ini tak kebagian jatah untuk bisa bergabung. "Saya datang jam 3 pagi, makanya enggak kebagian jatah," katanya.

Sukiman, rekan seprofesi Andriyana di Grab Bike, berpendapat senada. Menurut dia, jika membandingkan pendapatan plus insentif harian di Grab dengan Go-Jek, nilanya cukup signifikan. "Selisihnya bisa sampai Rp100.000 lebih," kata bapak dua anak ini.

Belum lagi, katanya, soal Grab sering mengubah aturan insentif dan nilai potongan secara sepihak. 

Menurut dia, selama ini Grab menetapkan aturan pemotongan saldo 20 persen setiap mengangkut penumpang dan potongan 20 persen terhadap jaminan argo. 

"Kalau saldo kita di bawah Rp10.000, sudah pasti kita enggak bisa terima orderan lagi,"ujar Sukiman.

Di Go-Jek, kata dia, selama saldo tidak minus masih bisa menerima orderan, baik tunai maupun non-tunai. Selain itu, uang masuk dari hasil kerja pengemudi bisa diambil saat itu juga dari rekening yang mereka punya. 

"Kalau di Grab enggak begitu. Itulah sebabnya kenapa banyak pengemudi Grab sering mengeluh dan mau pindah ke Go-Jek," kata dia.

Baca juga: Jawaban Go-Jek soal demo dan "suspend" pengemudi

Baca juga: GO-JEK: penyesuaian tarif mengikuti dinamika pasar


 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018