New York (ANTARA News) -  Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena ketidakpastian masih berlanjut setelah draf kesepakatan Brexit ditandatangani pada Minggu (25/11) antara Inggris dan Uni Eropa.

Ketidakstabilan politik terus membebani euro. Terlepas dari dukungan Uni Eropa, keraguan mulai berkembang apakah Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat memenangkan parlemen yang terpecah atas rencananya untuk hubungan masa depan antara Inggris dan blok tersebut.

Parlemen Inggris akan mengadakan pemungutan suara tentang kesepakatan "kemungkinan akan berlangsung pada pertengahan Desember," menurut media lokal seperti dikutip Xinhua.

Karena keberatan oleh para kritikus di Partai Konservatif May dan partai oposisi, para investor menjadi khawatir tentang reaksi pasar keuangan global jika parlemen menolak kesepakatan Brexit yang sedang dibicarakan.

Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah mendekati 1,1329 dolar AS dari 1,1329 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,2811 dolar AS dari 1,2808 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik ke 0,7228 dolar AS dari 0,7226 dolar AS.

Dolar AS dibeli 113,64 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,88 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9991 franc Swiss dari 0,9974 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3241 dolar Kanada dari 1,3230 dolar Kanada.

Baca juga: Dolar AS dan saham menguat, harga emas turun

Baca juga: Saham Carrefour jatuh, saat Bursa Prancis ditutup menguat


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018