Surabaya (ANTARA News) - Sambil menunggu keputusan Mabes TNI AL, 14 dari 18 ABK KRI Arung Samudera (Arsa) yang kapalnya terdampar dan kini dalam proses perbaikan di Australia akhirnya dipulangkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat udara.
"Sementara empat ABK, yakni komandan kapal, KKM (kepala kamar mesin), kepala departemen navigasi dan juru masak masih menunggui kapal," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.
Sebagaimana diketahui, KRI Arsa, salah satu kapal layar tiang tinggi milik TNI AL terdampar di pantai Wide By, negara bagian Queensland, Australia, Kamis (23/8) sekitar pukul 03.00 waktu setempat akibat hantaman badai besar.
Saat ini kapal tersebut masih diperbaiki di sebuah galangan kapal di Brisbane, Australia. Namun demikian, belum ada keputusan apakah kapal itu akan diperbaiki secara total di Australia atau dibawa ke Indonesia.
"Itu masih menunggu keputusan dari Mabes TNI AL karena untuk perbaikan total kapal itu dananya sangat besar, kabarnya bisa mencapai Rp4 miliar. Masalah dana itu yang kini masih menjadi pertimbangan," kata Kadispen.
Ia mengemukakan meskipun sudah dipulangkan, ke-14 itu harus siap sewaktu-waktu untuk diberangkatkan kembali guna menjemput dan mengawaki KRI Arsa jika sudah diputuskan untuk dibawa kembali ke Indonesia.
KRI Arsa sedianya akan mengikuti lomba kapal layar tiang tinggi di arena APEC di Sydney, Australia, 8 - 9 September 2007 lalu, namun akhirnya batal karena mengalami kecelakaan.
Meskipun demikian, pemerintah Australia memberi kesempatan kepada para ABK kapal yang dikomandani Kapten Laut (P) Eko Deni tersebut untuk menyaksikan pelaksanaan lomba kapal layar.
Kapal yang berasal dari Selandia Baru dengan nama "Adventure" dan dihibahkan ke TNI AL tahun 1997 dengan nama baru KRI Arung Samudera itu bertolak dari pangkalannya di Koarmatim, Surabaya, menuju Sydney, Australia, 3 Juli 2007.
Rute yang hendak dilewati adalah, Surabaya - Kupang - Darwin, Cairns - Brisbane dan Sydney. Kapal dengan panjang 34,9 meter, panjang 6,45 meter dan berbobot mati 120 ton itu telah menyinggahi 28 pelabuhan di 16 negara.
"Kapal itu memiliki tiga tiang, masing-masing setinggi 18 meter dilengkapi dengan sembilan layar, dua mesin masing-masing berkekuatan 260 PK dan mampu melaju dengan kecepatan 10 knot," kata Kadispen. (*)
Copyright © ANTARA 2007