Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pendidikan moral pancasila (PMP) tidak perlu dimasukkan kembali ke dalam kurikulum mata pelajaran di sekolah, karena pemberian contoh hidup berbangsa secara langsung dinilai lebih efektif.

"Justru kita memberikan contoh bahwa pelaksanaan pancasila ini begini, keadilannya begini. TIdak hanya dengan memasukan kurikulum, seakan-akan semua beres. Tidak," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.

Wapres JK mengatakan pendidikan pancasila memang penting diterapkan di sekolah, namun perlu evaluasi agar mata pelajaran tentang pancasila tersebut menjadi efektif diterapkan di kehidupan bermasyarakat.

"Memang penting pancasila itu, tapi perlu juga dievaluasi, cara bagaimana. Ya, kan belum tentu dia diberikan lagi pelajaran (secara) massal, langsung orang semua (menjadi) baik, belum tentu," tambahnya.

Untuk meningkatkan kehidupan bermasyarakat berdasarkan pancasila, Wapres mengatakan hal tersebut cukup ditambahkan saja ke dalam mata pelajaran yang sudah ada saat ini, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

"Kan kita sudah lakukan itu, tetap ada kan, karena itu muncul lagi saran tentang revolusi mental atau muncul pancasila. Kalau terlalu banyak (pelajaran) juga kan masyarakat atau murid-murid bingung nanti," katanya.

Sebelumnya, Kemendikbud mengusulkan akan kembali memasukkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini di lingkungan sekolah.

Terkait usul tersebut, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan pun senada dengan Mendikbud bahwa PMP perlu dihadirkan kembali dengan menyesuaikan kondisi sekolah saat ini.

"Saya setuju namun metodenya harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Sekarang kita hilang pelajaran Pancasila dan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa. *


Baca juga: Zulkifli Hasan sarankan hidupkan kembali pelajaran PMP

Baca juga: Sultan Cirebon usul PMP diajarkan lagi di sekolah


 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018