Jakarta (ANTARA News) - Sampah plastik ada pada mulut dan sela kaki tiga penyu yang pada 27 November ditemukan mati di sekitar Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta Ida Harwati.

"Tanggal 27 November 2018 ditemukan tiga ekor penyu yang mati. Tapi kondisinya sudah membusuk, jadi tidak dievakuasi ke darat. Sudah tertutup lendir, di mulutnya sudah ada plastik, begitu juga dengan sela-sela kaki depannya," kata Ida di Jakarta, Rabu.

Ida menyatakan penyebab kematian penyu itu belum bisa dipastikan karena pembedahan tidak dilakukan, namun dia yakin kematian satwa itu berkaitan dengan keberadaan sampah plastik dan tumpahan minyak di sekelilingnya.

Dia menjelaskan bahwa BKSDA DKI Jakarta sejak awal tahun ini tidak menerima laporan kematian penyu sampai penemuan penyu mati pada 27 November sekitar 150 meter dari Pulau Pari.

"Kami baru dapat infonya baru hari Selasa ini, mungkin matinya dari kemarin karena saat ditemukan kondisinya sudah membusuk, dua hari mungkin," ia menambahkan.

BKSDA DKI dan Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Pulau Pari membiarkan penyu-penyu mati itu mengambang di laut karena kondisinya sudah membusuk.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman sebelumnya menyebut cemaran minyak dan sampah di Pulau Pari, yang kabarnya menyebar di media sosial, merupakan sampah kiriman. Yusen mengatakan dinas akan mengerahkan petugas untuk membersihkan sampah dari sana.

Baca juga: Pulau Pari tercemar sampah kiriman
 

Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018