Jakarta,  (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut tidak mampu membeli mobil listrik pribadi, karena gajinya tidak cukup untuk itu. 

"Saya disuruh jadi contoh dulu untuk memiliki mobil listrik. Lha bagaimana, harganya masih sekitar Rp 5 miliar untuk sejenis Mercy S Class dari Tesla kalau impor. Tidak cukup gaji saya," canda Jonan dalam acara Pertamina Energy Forum 2018 di Jakarta, Kamis. 

Namun Jonan mengakui telah memiliki motor listrik senilai Rp15 juta. Setidaknya menurutnya itu menjadi langkah mengawali era kendaraan listrik. 

Jonan menjelaskan permasalahan mahalnya kendaraan listrik di Indonesia juga menjadi kendala untuk memulai era elektrifikasi industri otomotif. 

Hal itu, menurutnya, akan mungkin menjadi masif apabila dukungan berupa pemberian insentif bagi pengembang mobil listrik di Indonesia. 

Tentu saja juga didukung dengan infrastruktur SPBU listrik yang sudah banyak tersedia di beberapa daerah. 

Sedangkan, jika era kendaraan listrik tidak dimulai,  maka pada tahun 2025 diperkirakan impor minyak dan gas bumi bisa dua kali lipat. 

"Gini saja,  tidak perlu beli kendaraan listrik sekarang,  pakai saja kompor listrik,  kan sudah murah juga sekarang banyak dijual,  itu sudah mengurangi gas," katanya. 

Upaya mendorong pengembangan kendaraan listrik merupakan usaha pemerintah untuk mengurangi beban impor migas,  selain itu juga dapat mengurangi emisi gas buang. 

Baca juga: Tahun depan bakal dibuat pembangkit listrik tenaga sawit

Baca juga: Jonan canangkan SPBU berfasilitas isi daya mobil listrik
Pewarta:
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018