Di kita itu angkanya tidak sampai 9,8 miliar kantong plastik yang digunakan setiap tahunnya, masak dibilang nomor dua terbesar. Jadi ada angka interpolasi dari internasional menempatkan Indonesia di posisi kedua.
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan survei atau pemantauan terhadap sampah laut di wilayah pantai di 18 kabupaten/kota.

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Dida Mighfar Ridha di Jakarta, Kamis, mengatakan pemantauan itu sejak 2017 sedangkan program itu dilanjutkan pada 2018 dengan uji coba survei sampah untuk floating litter.

Pemantauan sampah laut pada 2017 menghasilkan estimasi nasional timbulan sampah laut di pantai dengan rata-rata mencapai 106,385 gram per meter.

Dengan estimasi total sampah (hasil sampling 2017) mencapai 1.186.134,41 ton, sedangkan estimasi total sampah plastik (hasil sampling 2017) mencapai 488.095,89 ton.

Pemantauan sampah laut di pantai dengan target tingkat makro (>2,5 cm) dan meso (0,5-2,5 cm) itu menggunakan metode survei baseline pada Pedoman Pemantauan Sampah Laut dari KLHK dan metode survei yang mengacu pada petunjuk yang disusun Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan NOAA.

Klasifikasi sampah laut menggunakan sistem pengodean jenis sampah laut, yakni litter classification system (LCS). Sistem itu dipakai untuk sampel yang diambil di tempat aslinya dan langsung melakukan pengukuran berat dan jumlah sampah.

Lokasi pemantauan sampah laut pada 2017 di Pantai Sakera dan Pantai Teluk Dalam (Bintan), Pantai Legon Lele (Karimun Jawa), Pantai Pasir Kandang dan Pasir Jambak (Padang), Laut Tarakan (Tarakan), Pantai Tambak dan Pantai Tebing (Belitung Timur), Pantai Batu Belig dan Pantai Berawa (Badung, Bali), Pantai Tegal Papak (Pandeglang), Pantai Gorontalo dan Pantai Mangiatan (Labuan Bajo), Pantai Cumpat dan Pantai Kenjeran Lama (Surabaya).

Selain itu di Pulau Opak Besar dan Pulau Kayu Angin (Kepulauan Seribu), Laha dan Negeri Rumah Tiga (Ambon), Pantai Aipiri dan Pantai Anday (Manokwari), Pantai Barombong dan Pantai Lae-Lae (Makassar), Baiya (Palu), Pantai Tanjung Bunga (Pangkal Pinang), Pantai Malalayang dan Pantai Molas (Manado), Pantai Segara Sari dan Pantai Manggar Sari (Balikpapan), dan Pantai Pengantin dan Pantai Andatu (Bandar Lampung).

Hasilnya, komposisi sampah laut berukuran meso didominasi kayu (35,06 persen), plastik (24,96 persen), kaca dan keramik (15,86 persen), bahan lain (13,66 persen), logam (4,67 persen), busa plastik (2,16 persen), kain (1,93 persen), karet (1,68 persen), kertas dan kardus (0,01 persen).

Komposisi sampah laut berukuran makro didominasi plastik (31,44 persen), kayu (29,75 persen), kaca dan keramik (16,17 persen), bahan lain (10,47 persen), karet (4,29 persen), kain (3,17 persen), busa plastik (2,25 persen), logam (2,25 persen), kertas dan kardus (0,07 persen).

Untuk kepadatan sampah berukuran meso (buah per meter persegi) di 18 pantai kabupaten/kota didominasi kayu (20,02), plastik (10,32), kaca dan keramik (7,49), busa plastik (6,10), logam (1,87), lainnya (1,32) dan karet (0,81). Dan untuk yang berukuran makro (buah per meter persegi) didominasi Plastik (11,14), kayu (8,45), busa plastik (1,76), kaca dan keramik (1,67).

Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan aksi bersih pantai sudah dilakukan di sejumlah kota, begitu pula pemantauan yang dilakukan di 18 pantai.

Pemantauan tersebut, menurut dia, sekaligus untuk mengetahui berapa sebenarnya jumlah sampah plastik yang terlepas di lingkungan mengingat Indonesia disebut sebagai negara kedua terbesar melepaskan sampah palstik ke laut.

"Di kita itu angkanya tidak sampai 9,8 miliar kantong plastik yang digunakan setiap tahunnya, masak dibilang nomor dua terbesar. Jadi ada angka interpolasi dari internasional menempatkan Indonesia di posisi kedua," ujar dia.*


Baca juga: Cukai untuk mengendalikan produksi plastik

Baca juga: Bangkai ikan paus telan sampah di Wakatobi dikuburkan

Baca juga: Botol plastik hingga sandal jepit ada di perut paus yang terdampar di Wakatobi



 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018