Namanya "Feline Feeding", memberi makan sekelompok "kucing besar" buas dari jarak yang sangat dekat
Cisarua, Jawa Barat (ANTARA News) - Pengelola objek wisata Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua di Kabupaten Bogor meluncurkan program baru yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk merasakan sensasi memberi makan satwa-satwa yang disebut "kucing besar" seperti harimau, singa dan macan tutul.

"Namanya Feline Feeding, sebuah program baru di Taman Safari Indonesia Bogor yang penuh dengan tantangan sekaligus mendebarkan," kata Kepala Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara di Bogor, Jumat.

"Memberi makan sekelompok 'kucing besar' buas dari jarak yang sangat dekat," tambahnya.

Yulius menjelaskan dalam program itu pengunjung akan menuju tempat kawanan satwa menggunakan kendaraan khusus, lalu memberikan potongan daging pada hewan-hewan buas menggunakan stik yang disediakan perawat atau penjaga satwa yang mendampingi mereka.  

Dalam kegiatan pemberian makanan yang berlangsung sekitar 15 menit itu, pengunjung dan kawanan binatang buas seperti singa hanya akan terpisah oleh jeruji.

"Jadi, sensasinya adalah suasana tegang, dan auman singa-singa itu membuat suasana mencekam," kata Yulius.

Pengelola menjamin keamanan pengunjung dan satwa dalam program tersebut.

"Kendaraan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga aman dan nyaman serta tidak membahayakan baik satwanya maupun pengunjungnya," katanya. 

 
Seorang pengunjung sedang memberikan makan satwa "kucing besar" yang liar dan buas dalam program "Feline Feeding", yakni memberi makan sekelompok "kucing besar" buas dari jarak yang sangat dekat di TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, Jabar. (ANTARA FOTO-HO-Humas TSI/2018)


Pengunjung yang mendaftar mengikuti program Feline Feeding akan mendapat penjelasan dari perawat satwa sebelum memberi makan "kucing besar".

Peserta program ini dibatasi enam orang per kunjungan dengan pemberangkatan kendaraan khusus untuk Feline Feeding dijadwalkan pukul 10.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB, 15.00 WIB dan 16.00 WIB. 

Pengelola mengenakan biaya tambahan kepada peserta program itu.

"Tidak harus merogoh kocek yang tidak terlalu besar, namun memperoleh sensasi dan pengalaman yang tidak terlupakan," kata Yulius.

Selain sebagai objek wisata nasional, TSI merupakan lembaga konservasi satwa ex-situ (di luar habitat alami). Ribuan satwa endemik Indonesia maupun satwa dari luar negeri ada di kawasan taman safari yang berada di Puncak yang berhawa dingin itu.


 


Baca juga:
Panda raksasa TSI makin diminati pengunjung
TSI serahkan seekor harimau sumatera ke KBS


 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018