Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Supersemar sejak 1975 hingga 2015 telah memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada lebih dari dua juta mahasiswa, baik mahasiswa S1 maupun S2 dan S3, dan lebih dari seribu alumnus penerima beasiswa itu tercacat sudah menjadi profesor (guru besar).

“Beasiswa Supersemar diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dari keluarga kurang mampu. Namun sayangnya beasiswa itu terhenti akibat penyitaan oleh Kejaksaan Agung,” kata Ketua Umum Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Dr HM Syahrial Yusuf di Jakarta, Jum’at.

Pernyataan itu dikemukakan Syahrial yang juga pendiri sekaligus Presiden Komisaris Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) sehubungan mencuatnya pemberitaan mengenai Yayasan Supersemar akhir-akhir ini.

Sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyita Gedung Granadi yang terletak di Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan berkaitan dengan perkara yang melibatkan Yayasan Supersemar.

Dia mengatakan beasiswa Supersemar memiliki makna dalam perjalanan hidup para penerimanya karena pendidikan mereka terselamatkan oleh beasiswa tersebut, bahkan kini mereka dapat meraih kesuksesan.

“Siapa tak kenal pakar hukum tata negara Prof Dr Mahfud MD, mantan Menteri Pendidikan Prof Dr Mohammad Nuh, Fisikawan Prof Yohannes Surya atau Ketua KPU Arief Budiman. Mereka adalah beberapa tokoh terpandang di Tanah Air yang pernah menerima beasiswa Supersemar,” katanya.

Di samping itu, menurut Syahrial, saat ini sudah banyak alumnus penerima beasiswa Supersemar yang menempati berbagai jabatan penting dan strategis seperti menjadi menteri, anggota DPR atau DPRD, gubernur, bupati atau wali kota hingga bankir dan pengusaha terkemuka.

Selain itu, sekitar 70 persen rektor di berbagai perguruan tinggi di Tanah Air adalah para alumnus penerima beasiswa Supersemar. 

Ke depan akan makin banyak alumnus penerima beasiswa itu yang berkiprah di bidangnya masing-masing untuk kemajuan bangsa.    
       
Syahrial lebih lanjut mengemukakan, pada dasarnya alumni penerima beasiswa Supersemar turut menjadi penopang setiap  pemerintahan (pusat dan daerah), termasuk pemerintahan saat ini dan pemerintahan-pemerintahan di masa yang akan datang.

“Oleh karena itu kami para alumnus penerima beasiswa Supersemar mengharapkan agar Pemerintah bijaksana dalam mensikapi persoalan Yayasan Supersemar,” kata Ketua Umum KMA-PBS.

Ia menyatakan harapannya agar beasiswa Supersemar dapat terus berjalan untuk kepentingan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dan masa depan anak-anak bangsa di Tanah Air.
 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018