Jakarta (ANTARA News) - Memperlakukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tanpa stigma, selayaknya berinteraksi dengan orang lain pada umumnya, secara tidak langsung membantu pencegahan penularan HIV/AIDS.

Tika Surya Atmaja dari Forum LSM Peduli AIDS menegaskan HIV tidak akan tertular lewat kontak sosial seperti bersalaman, mencium pipi hingga makan dan minum bersama.

"Tidak perlu takut tertular dengan cara menjauh dari mereka," kata Tika pada Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut Tika, beberapa tahun terakhir semakin banyak ODHA yang turut aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS karena mendapat dukungan dari orang-orang sekitarnya.

ODHA tak cuma berdiam diri, tapi aktif menjadi penyuluh untuk memberitahu cara mencegah penularan HIV/AIDS.

"Mereka jadi pendamping untuk keluarga, masyarakat sekitar, ada juga yang menjadi aktivis sehingga masyarakat jadi lebih tahu ternyata ODHA tidak 'seseram' yang mereka bayangkan," tutur dia.

Kondisi ini berbeda dengan zaman dahulu di mana para ODHA biasanya takut buka mulut mengenai penyakit mereka pada orang lain. 

Menurut Tika, keterlibatan ODHA dalam mengedukasi masyarakat soal HIV/AIDS penting untuk menghilangkan stigma yang melekat.

"Mereka bisa bertemu banyak orang, jadi relawan, bisa jadi pelaku aktif dalam memberikan penyuluhan dan testimoni agar hal itu tidak terkena pada orang lain juga."

Tika menjelaskan tidak ada ciri-ciri menonjol bila seseorang terinfeksi HIV karena kerap kali tanda itu baru terlihat berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun kemudian.

"Bisa jadi sampai 10 tahun setelah terinfeksi masih merasa sehat, tahu-tahu sudah sakit-sakitan dan kekebalan tubuhnya sedikit atau jumlah virus banyak sekali."

Ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, idealnya tiga bulan hingga enam bulan sekali, untuk mengetahui apakah tubuh bebas dari virus HIV.

Setelah ada obat ARV untuk ODHA, HIV/AIDS yang dulu dicap sebagai penyakit mematikan ini dianggap jadi penyakit kronis yang bisa dikontrol selama mengonsumsi obat secara teratur.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018