Saya mengajak kita semua untuk terus bekerja sama dan menjaga kekompakan dalam menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang merata
Bandung (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono  menginginkan berbagai insan PUPR dapat senantiasa menjaga kekompakan untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur yang merata di Tanah Air, seperti kekompakan dan heroisme pegawai Departemen Pekerjaan Umum yang menjaga Gedung Sate, Bandung, dari serangan sekutu pada 73 tahun yang lalu.

"Saya mengajak kita semua untuk terus bekerja sama dan menjaga kekompakan dalam menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang merata hingga ujung pelosok wilayah Indonesia sebagai bentuk kehadiran pemerintah mengejawantahkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Basuki Hadimuljono dalam acara Upacara Peringatan Hari Bakti PU ke-73 yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Senin.
    
Dalam acara bertajuk "Bakti PUPR Bangun Infrastruktur Mempersatukan Bangsa",  ia mengingatkan bahwa tepat 73 tahun yang lalu, sebanyak 21 orang pegawai yang ditugasi menjaga Gedung Sate di Bandung yang merupakan gedung Departemen Pekerjaan Umum saat itu, menghadapi serangan pasukan sekutu. 
    
Peristiwa heroisme tersebut mengakibatkan sebanyak tujuh orang pegawai PU gugur, yakni Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono yang kini dikenal sebagai Pahlawan Sapta Taruna. 
    
"Kekompakan dan semangat juang yang luar biasa dari Pahlawan Sapta Taruna tersebut selalu menjadi inspirasi setiap insan PUPR dalam menjalankan tugas, khususnya pada saat ini di mana pembangunan infrastruktur telah menjadi prioritas dalam rangka mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain," ucapnya.
    
Menurut dia, berbagai capaian Kementerian PUPR telah dapat  dirasakan langsung manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat dan banyak mendapatkan  apresiasi dari masyarakat, namun hal tersebut dinilai jangan membuat cepat puas diri
    
Menteri PUPR juga menginginkan berbagai terobosan baru dan lompatan perlu terus dilakukan agar mampu bersaing dengan negara-negara lain, antara lain karena percepatan pembangunan infrastruktur hanya dapat dilakukan dengan dukungan hasil riset dan teknologi modern.
    
"Infrastruktur yang dibangun, tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, namun harus ditujukan untuk mendorong peningkatan daya saing bangsa ini," ujarnya.
    
Untuk itu, semua pelaksanaan harus didasarkan atas proses pemrograman yang terencana dengan baik dan kepemimpinan yang kuat, karena bila tidak, pembangunan hanya akan tersebar dan tidak bersinergi, sehingga ke depannya juga tidak akan berdampak signifikan.
    
Menteri Basuki menginginkan seluruh jajarannya harus mampu menjadi manajer infrastruktur, bukan sekadar manajer konstruksi, guna memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat diselesaikan dengan tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tepat manfaat. 

"Pada akhir tahun 2018 ini, saya kembali menekankan agar kita fokus menyelesaikan pekerjaan yang sudah diprogramkan, dan menjaga komitmen untuk mencapai prognosis sebesar 93 persen sesuai target yang disampaikan," katanya.
    
Ia juga mengingatkan bahwa untuk tahun 2019 mendatang, Kementerian PUPR diberikan amanah alokasi anggaran sebesar Rp110,7 triliun yang merupakan alokasi terbesar dari seluruh kementerian/lembaga. 
    
Amanah tersebut, lanjutnya, menuntut semuanya untuk terus meningkatkan kompetensi, terus menjaga integritas dengan selalu bersikap jujur, konsisten, dan tegas menjalankan aturan. 
    
Insan PUPR, ujar dia, juga harus mampu memecahkan setiap persoalan dengan nyata dalam rangka membangun konektivitas untuk mempersatukan Indonesia, menyediakan  tempat tinggal yang layak, meningkatkan ketahanan pangan dan air untuk  kesejahteraan bangsa Indonesia.

Baca juga: Menteri PUPR tabuh drum buka pameran di Bandung
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018