Jakarta, (ANTARA News) - Perenang nasional Aflah Fadlan Prawira memborong dua medali emas di nomor 200 meter gaya bebeas putra dan 200 meter gaya kupu-kupu putra pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018 di Jakarta, Senin.

Di nomor 200 meter gaya bebas putra, Fadlan, yang tampil untuk klub Aquarius, mencatatkan waktu tercepat 1 menit 50,78 detik diikuti oleh Putra M Randa, MNA Jakarta di peringkat dua untuk medali perak dengan waktu 1 menit 53,48 detik dan Ricky Annggawijaya dari klub ESC di peringkat tiga (1:54,19).

Kemudian di nmor 200 meter gaya kupu-kupu putra, Fadlan kembali menjadi yang tercepat dengan waktu 2 menit 3,01 detik untuk medali emas.

Pada babak kualifikasi catatan waktu Fadlan bisa dikalahkan oleh Joe Aditya, yang melorot ke peringkat lima pada babak final.

Medali perak nomor tersebut diraih oleh perenang Aquarius lainnya,  Reza Bayu Prasetyo yang terpaut tipis dengan Fadlan (02:03,22). Dan perenang Pyramid, Azel Zelmi harus puas dengan perunggu (02:06,41).

Fadlan melihat gelaran IOAC 2018 ini merupakan kesempatan bagus bagi para perenang junior untuk meningkatkan jam terbang dan prestasinya.

"Kalau melihat junior-junior di sini banyak yang bersaing, catatan waktunya juga banyak yang pecah, bagus juga untuk menjadikan level pertandingan semakin tinggi," kata Fadlan.

Di hari kedua IOAC 2018 Fadlan sudah meraih dua medali emas di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putra dan 800 meter gaya ganti perorangan putra.
Baca juga: Fadlan belum terkejar di nomor 800 meter gaya medley IOAC 2018

Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) kedua digelar tahun ini pada 1-9 Desember di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta.

Ada empat cabang olahraga yang dilombakan di IOAC nanti yaitu renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember) serta renang master (9 Desember). ***4***
Baca juga: Azzahra mengaku banyak belajar dari senior di IOAC 2018
Baca juga: Rangkuman hasil perlombaan hari kedua IOAC 2018


 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2018