Pelemahan rupiah relatif wajar setelah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir ini
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 40 poin ke posisi Rp14.286 dibandingkan sebelumnya Rp14.246 per dolar AS, namun menurut analis masih berpeluang untuk menguat kembali, mengingat pelemahan bersifat teknikal.

"Pelemahan rupiah relatif wajar setelah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir ini," kata Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah itu cenderung bersifat teknikal, dan masih memiliki peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS.

Dolar AS, lanjut dia, masih terbebani pernyataan Federal Reserve (Fed) yang menilai suku bunga telah mendekati normal, situasi itu memicu minat pasar terhadap emerging market masih tinggi.

"Kenaikan suku bunga tahun depan diperkirakan tidak akan seagresif tahun ini, sehingga dampaknya rupiah akan masuk ke dalam tren penguatan ke depannya," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova, menambahkan meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga dapat menjadi faktor bagi rupiah untuk kembali terapresiasi.

"Konflik perang dagang diharapkan tidak berkepanjangan sehingga aset emerging market kembali diminati," katanya.

Baca juga: Kurs dolar AS jatuh, picu keuntungan besar pasar saham dan energi

Baca juga: Yuan menguat 492 basis poin dolarAS

Baca juga: Stabil, dolar AS diperdagangkan di paruh atas 113 yen

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018