Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak 10 jenazah misterius ditemukan terapung di Selat Malaka, tepatnya pesisir Riau mulai dari Dumai, Bengkalis hingga Kabupaten Kepulauan Meranti, dalam kurun waktu sepekan terakhir.

"Hingga hari ini ditemukan 10 mayat," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto dalam keterangan persnya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, Kota Pekanbaru, Selasa.

Satu mayat terakhir ditemukan hari ini di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti. Jenazah tersebut kemudian dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk selanjutnya diperiksa tim Disaster Victim Identification (DVI).

Delapan kantong jenazah lainnya telah berada di RS Bhayangkara Polda Riau. Satu jenazah terlebih dahulu dikebumikan di RS Dumai beberapa bari lalu.

Hal itu dilakukan setelah jenazah itu tidak kunjung diambil keluarga dan sebelum temuan jenazah lainnya secara beruntun hingga hari ini terjadi.

Sunarto menuturkan delapan jenazah yang terdiri dari tiga wanita dan lima pria dewasa itu telah berada di RS Bhayangkara, tiga diantaranya berhasil diidentifikasi. Pertama adalah Ujang Chaniago (48) berasal dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Kemudian Mimi Dewi (32) warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Terakhir Maya Karina (37) warga Mentikan, RT 020/RW 02, Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

"Untuk para korban yang sudah berhasil teridentifikasi, sudah dibawa oleh keluarganya," katanya.

Sementara lima jenazah lainnya masih diidentifikasi, termasuk mencocokkan DNA dengan beberapa orang yang mengaku keluarga korban yang dalam beberapa hari terakhir berdatangan ke RS Bhayangkara Polda Riau.

Baca juga: Nelayan temukan empat mayat di Selat Malaka

Saksi Kunci.
Informasi yang beredar luas menyebutkan bahwa 10 jenazah itu merupakan TKI yang diduga keluar-masuk Malaysia secara ilegal. Kapal yang ditumpangi korban disebut dihantam cuaca buruk hingga karam di perairan Selat Malaka.

Namun, Sunarto belum dapat menyimpulkan hal tersebut. Dia menjelaskan informasi itu dijadikan bagian dari penyelidikan polisi.

Dalam mengungkap kasus temuan 10 mayat misterius tersebut, Polda Riau juga berupaya mengungkap saksi kunci. Ada dua saksi yang diduga mengetahui insiden itu. Keduanya adalah Jamal dan Hamid alias Boboi.

Dia menjelaskan bahwa sehari sebelum temuan mayat secara bruntun itu terjadi, kedua orang tersebut juga ditemukan terapung di perairan Selat Malaka. Keduanya saat itu ditemukan dan diselamatkan oleh kapal cepat MV Indomal 5 yang kala itu bergerak dari Dumai menuju Malaysia.

Polisi hingga kini masih melacak keberadaan kedua pria itu karena tidak banyak informasi yang berhasil dihimpun oleh awak Kapal MV Indomal 5.

"Saat itu mereka hanya mengaku sebagai nelayan yang kapalnya tenggelam. Tapi kita duga mereka tahu lebih jauh insiden itu. Kita masih lacak keberadaan mereka," tuturnya.

Selain itu, dari tiga keluarga korban yang telah menjemput tiga jenazah juga menyebutkan bahwa para korban sebelumnya memang bekerja di Malaysia.
Baca juga: Polisi Indonesia dan Malaysia koordinasi temuan delapan jenazah Selat Malaka
Baca juga: Polisi selidiki delapan mayat di Selat Malaka

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018