harapan terbesar untuk menyelamatkan anak, terletak pada kualitas pengasuhan dan kualitas pendidikan
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Susanto menggarap dunia pendidikan anak seiring dengan kesibukannya di KPAI untuk mengadvokasi anak.
   
Saat ditemui Antara di Jakarta, Jumat, dia mengatakan hidup di era digital tak selamanya positif untuk generasi. Kerentanan anak terpapar dampak negatif sangat tinggi.
     
"Tentu, harapan terbesar untuk menyelamatkan anak, terletak pada kualitas pengasuhan dan kualitas pendidikan," kata laki-laki asal Pacitan yang biasa disapa Santo tersebut.
   
Dalam upayanya ikut serta dalam proses pendidikan anak, Ketua KPAI pada 2013 mendirikan Sekolah Karakter Genius Islamic School di Cilodong, Depok, Jawa Barat. Awalnya sekolah tersebut adalah untuk anak prasekolah dan taman kanak-kanak.
   
Akan tetapi, seiring animo masyarakat terhadap sekolah itu akhirnya Sekolah Karakter Genius Islamic School membuka jenjang pendidikan sekolah tingkat dasar.
   
Menurut dia, sekolah dewasa ini tidak boleh biasa- biasa saja, harus melakukan inovasi sistem agar mampu menjadi jawaban atas persoalan yang ada. Tak sedikit anak yang cerdas tapi karakter kesantunannya lemah. Tidak sedikit pula generasi Indonesia yang cerdas tapi etos juangnya terbatas.
   
"Tak sedikit juga generasi kita yang serba kecukupan, terfasilitasi dalam segala hal tapi cenderung instan. Ini merupakan tantangan berat sekaligus peluang, bagaimana membangun sistem pendidikan yang mampu menjawab ragam masalah tersebut," kata dia.
   
Untuk itu, Susanto yang juga pengurus Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu mendesain kurikulum sekolah yang berbeda dengan sekolah pada umumnya.
   
Santo mengatakan kurikulum sekolahnya dibuat secara terpadu antara kurikulum nasional, nilai ke-Islaman, tahfidz Al Quran dan kurikulum Cambridge. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan holistik berbasis karakter dan mengintegrasikan prinsip-prinsip sekolah ramah anak.
   
Kehadiran model sekolah tersebut, kata dia, mendapatkan respon positif dari berbagai tokoh seperti Prof Meutia Hatta Swasono (Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Pendidikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar (Dewan Pertimbangan Presiden).
   
Kemudian apresiasi juga disampaikan oleh Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan), Arien Budiman (Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), KH Mohammad Idris (Wali Kota Depok) dan Alya Nurshabrina (Miss Indonesia Tahun 2018).
   
Pada 4 September 2018, Santo mengatakan sekolahnya dikunjungi para diplomat dan ahli pendidikan Kedutaan Australia berkunjung untuk berbagi dengan para guru terutama terkait praktik terbaik pola pengembangan karakter anak yang dikembangkan.
   
"Apa yang kami kembangkan ini semata-mata menjawab kebutuhan generasi saat ini. Abad ini memerlukan insan cerdas sekaligus religius, kreatif, kritis, penyelesai masalah, mandiri, beretos kerja tinggi, adaptif serta berani mencoba dan menciptakan inovasi-inovasi baru sesuai tahapan usianya," kata dia. 

Baca juga: KPAI harapkan Pemilu 2019 tidak libatkan anak
Baca juga: Mendikbud dukung pendidikan karakter sesuai daerahnya masing-masing
Baca juga: KPAI sesalkan penyebaran video gay kids

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018