Kalau ada apa-apa, kita bisa telepon sekarang ke Raja Salman, kalau ingin tawarkan sesuatu kita bisa telepon langsung. Hubungan-hubungan pribadi ini dengan Emir UEA Syeikh Mohammed bisa kita telepon langsung."
Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menekankan pentingya hubungan personal yang baik antarpemimpin negara dibanding dengan hubungan formal dan prosedural.

"Kita sudah membangun hubungan yang sangat baik dengan Arab Saudi. Hubungan ini yang kita inginkan, hubungan personal, bukan hubungan bilateral yang terlalu formal dan prosedural," kata Presiden Joko Widodo saat menerima peserta Konferensi Mahasiswa Nasional di Istana Bogor, Jumat.

Konferensi Mahasiswa Nasional tersebut berlangsung di Universitas Islam Nasional (UIN) Jakarta pada 3-6 Desember 2018 dan menghasilkan 11 rekomendasi di bidang pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, kesejahteraan guru, keadilan sosial dan penegakan HAM.

Presiden menyampaikan hal itu saat membicarakan mengenai arah investasi Indonesia.

"Sekarang kita baru buat keseimbangan mengenai investasi. Jangan hanya dari Amerika Serikat, Jepang, China atau Korea saja, sekarang kita bangun keseimbangann agar investasi bisa datang dari negara di Timur Tengah yang sebetulnya mereka juga investor besar baik dari Qatar, Saudi, Uni Emirat Arab (UEA)," ungkap Presiden.

Presiden lalu menjelaskan bahwa ia dapat langsung mengelepon Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz maupun Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bila memiliki masalah.

"Kalau ada apa-apa, kita bisa telepon sekarang ke Raja Salman, kalau ingin tawarkan sesuatu kita bisa telepon langsung. Hubungan-hubungan pribadi ini dengan Emir UEA Syeikh Mohammed bisa kita telepon langsung," tambah Presiden.

Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor untuk mengadakan perundingan bilatera. Ada lima nota kesepahaman yang diteken kedua belah pihak.

"Dengan Emir Qatar Sheikh Tamim juga, hubungan kita sangat dekat. Saya kalau telepon Sheikh Tamim di Qatar dia panggil saya 'bro Jokowi', saya panggil beliau 'bro Tamim', panggilnya sudah 'brother, brother', karena sudah dekat," jelas Presiden.

Menurut Presiden, awalnya Sheikh Tamim membayangkan, Indonesia tidak seperti Jakarta. 

"Pikirnya kita ini miskin sekali. Begitu sampai di Jakarta terkaget-kaget juga dia, tapi untungnya hanya lihat Jakarta, belum lihat di ujung. Jadi pikiran Sheikh Tamim Indonesia sangat maju," tambah Presiden.

Intinya, Presiden menilai bahwa hubungan investasi dengan beberapa negara diperlukan sehingga tidak bergantung kepada satu atau dua negara. 

Tidak ketinggalan Presiden Joko Widodo juga menitipkan agar mahasiswa menjaga persatuan dan kesatuan pada tahun politik.

"Saya titip tahun depan ada pemilihan (anggota) legislatif, pemilihan presiden, boleh beda pilihan, tidak masalah, tapi mari kita masyarakat matang dan dewasa dalam berpolitik. Jangan sampai karena pilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden dan pilihannya berbeda-beda nanti antarkampung tidak saling sapa, antartetangga tidak saling sapa," tegas Presiden.

Ikut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Natsir dan Menteri Sosial Agus Gumiwang.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018