Temanggung (ANTARA News) - Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, yang berada di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro selama ini dikenal memiliki komoditas unggulan di bidang perkebunan, antara lain tembakau dan kopi.

Selain itu, vanili sebenarnya juga merupakan komoditas unggulan di daerah tersebut pada tahun 1970-an, namun budi daya komoditas yang dijuluki emas hijau karena harganya yang mahal itu kemudian meredup.

Bukti bahwa komoditas tersebut sebagai salah satu unggulan di Temanggung, selain kopi dan tembakau, vanili juga dicantumkan dalam lambang daerah Kabupaten Temanggung, yakni setangkai batang vanili berdaun empat helai dan berjumlah dua untai.

Selama ini faktor yang membuat para petani enggan membudidayakan vanili bukan masalah teknis penanaman maupun pemeliharannya, melainkan berkaitan dengan faktor keamanan karena buah vanili sering menjadi sasaran pencurian tatkala musim panen tiba.

Namun akhir-akhir ini para petani mencoba membangkitkan kembali budi daya tanaman vanili dengan didukung penuh Pemerintah Kabupaten Temanggung.

Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo mengatakan pihaknya akan mengembangkan tanaman vanili di beberapa kecamatan yang dulu menghasilkan vanili, antara lain Kandangan, Pringsurat, Kranggan, Bejen, Candiroto, dan Gemawang.

Para petani di daerah tersebut selain mengembangkan kopi juga membudidayakan vanili, namun karena serangan hama dan rawan pencurian, petani meninggalkan tanaman tersebut.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung akan kembali mendorong semangat petani untuk kembali membudidayakan tanaman vanili, dengan harapan ke depan vanili dari petani Temanggung bisa kembali merajai di dunia perdagangan vanili.

Vanili Temanggung sebenarnya sudah cukup terkenal, bahkan telah merambah pasar luar negeri.

Guna mengembangkan tanaman vanili tersebut, pihaknya akan menggandeng kelompok-kelompok tani guna membudidayakan komoditas tersebut. Mereka akan diberi bantuan bibit dan dibekali dengan perawatan serta pengembangan vanili yang baik sehingga komoditas yang dihasilkan nantinya memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di pasaran internasional.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin Zuhdi mengatakan Pemerintah Kabupaten Temanggung serius mendorong para petani untuk mengembangkan tanaman vanili karena komoditas ini memiliki prospek sangat bagus.

Menurut dia sejumlah petani di Temanggung sudah mulai menanam vanili tetapi belum berani menanam di lahan karena rawan pencurian.

"Karena rawan pencurian, sehingga masih banyak ditanam di pekarangan rumah," katanya.

Hal itu perlu dicarikan jalan keluar, misalnya satu desa menanam vanili semua barang kali tidak ada yang mencuri. Dibuat klaster-klaster sehingga bisa terlindungi.

Ketua Gapoktan Desa Kramat, Kecamatan Kranggan, Marjoko, mengatakan dalam dua tahun terakhir pihaknya sudah merintis budi daya tanaman vanili.

Ia mengatakan pencurian vanili biasanya dilakukan dengan mengambil batangnya sekalian, karena batang vanili bisa dijual untuk bibit.

Bibit vanili dengan panjang batang di bawah 80 centimeter Rp10.000 per batang dan di atas 80 centimeter Rp15.000 per batang.

Harga vanili basah berkisar Rp300.000 hingga Rp600.000 per kilogram, sedangkan vanili kering Rp3,5 juta hingga Rp6 juta per kilogram.




Identifikasi Vanili

Guna mendukung pengembangan budi daya tanaman vanili, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (Balittro) Bogor mengidentifikasi tanaman vanili lokal Temanggung.

"Dalam menggalakkan budi daya vanili, tahun ini kami mulai lakukan persiapan identifikasi varitas unggul lokal vanili Temanggung," kata Untung Prabowo.

Identifikasi tanaman vanili dilakukan di lima titik, yakni di Tlogorejo Kecamatan Temanggung, Kandangan, Ngropoh Kranggan, Gandu Tembarak, dan Gandon Kaloran.

Ia mengatakan pernah diteliti bahwa salah satu keunggulan vanili Temanggung itu mempunyai kadar vanila tertinggi, hanya saja perkembangannya sampai sekarang memang belum maksimal walaupun dulu pernah menjadi emas hijau.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi petani vanili, antara lain masih adanya hama atau penyakit yang disebabkan oleh penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur.

Selain itu, masalah keamanan karena dengan harga tinggi dan barang terbatas menyebabkan terjadi beberapa gangguan yang ada di kebun antara lain pencurian.

Untuk menggalakkan kembali vanili di masyarakat Temanggung, Pemkab Temanggung melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mulai tahun ini melakukan persiapan identifikasi varietas unggul lokal vanili Temanggung.

Perlu diketahui bahwa untuk peredaran benih perkebunan sesuai dengan peraturan pemerintah melalui keputusan Menteri Pertanian harus bersertifikat dan berlabel, sementara sampai sekarang itu vanili yang ditanam di wilayah Kabupaten Temanggung belum memiliki sertifikat.

Dengan latar belakang tersebut, Pemkab Temanggung berusaha mempersiapkan atau memproduksi vanili unggul lokal Kabupaten Temanggung melalui pembangunan Kebun Ssumber Benih Vanili Lokal Temanggung. Syaratannya antara lain, tanaman berumur minimal tiga tahun, belum pernah berbuah, dan luas kebun minimal 0,5 hektare dengan jumlah tanaman minimal 2.500 batang dan seragam.

Upaya yang dilakukan untuk membangun kebun sumber benih tersebut bekerja sama dengan Balittro Bogor dan asosiasi petani vanili Jateng dan Temanggung dengan melakukan identifikasi dan pengamatan vanili.

Ia mengatakan berdasarkan hasil dari kunjungan di sejumlah lokasi budi daya vanili tersebut disarankan Kabupaten Temanggung untuk mengembangkan vanili yang ada di Desa Kandangan dengan pertimbangan utama bentuk daun yang spesifik dibanding dengan tanaman vanili yang lain.

Pada umumnya daun vanili memanjang kemudian ujung daun meruncing, tetapi jenis vanili di Kandangan daunnya agak membulat, hal ini salah satu saran dari Balittro agar Temanggung meneliti lebih jauh tanaman vanili di kandangan tersebut.

"Mungkin itu yang menjadi kekhasan vanili Temanggung, selama ini orang tahunya vanili Temanggung tetapi secara dokumen belum ada, tidak menutup kemungkinan petani mendatangkan dari luar terus ditanam di Temanggung dan nanti munculnya vanili Temanggung," katanya.

Jadi harus punya bukti otentik sertifikat tersebut, untuk ciri khasnya itu harus dituangkan dalam bentuk hasil sumber kebun bibit.

Persiapan untuk kebun benih akan memperbanyak vanili yang tumbuh seperti di Kandangan itu, kemudian menyiapkan lahan sumber benih. Lahan sumber benih bisa berupa lahan milik pemkab dan juga bisa milik perorangan atau kelompok.

Untung menuturkan upaya dinas untuk mengetahui penyebaran dan luas serta jumlah vanili yang ada di Kabupaten Temanggung saat ini tengah melakukan pendataan tanaman vanili dan pembibitan vanili yang diusahakan oleh petani atau kelompok.

Ia menuturkan beberapa upaya yang sedang dilakukan dan nanti di tahun 2019 sudah ada gambaran persiapan membangun kebun sumber benih vanili.

Menurut dia kerja sama dengan Balittro itu baru identifikasi awal untuk melihat pertumbuhan vanili yang ada di lapangan, belum sampai masuk ke laboratorium dan sebagainya, baru mengecek penampakan visual atau morfologi vanili yang tumbuh di Temanggung yang diusahakan oleh petani.

Prospek budi daya vanili memang bagus, namun yang dikhawatirkan nanti kalau sudah booming kemudian harganya turun lalu tanaman yang ada itu dibabat habis. Jangan sampai hal itu terjadi.

Memang fluktuasi tanaman perkebunan seperti itu, disarankan para petani melakukan pola diversifikasi, jadi petani tidak hanya tanam vanili tetapi bisa memanfaatkan naungan kopi robusta untuk rambatan tanaman vanili.

Memanfaatkan tanaman naungan untuk merambatkan tanaman vanili ini, sangat disarankan sehingga harapannya dari segi ekonomi petani bisa ada tambahan penghasilan, tidak hanya menggantungkan satu jenis tanaman saja.*


Baca juga: TNI amankan ratusan vanili ilegal di perbatasan

Baca juga: Pengusaha Belgia bakal investasi vanili di Flores

Baca juga: Harum vanili paling memikat lawan jenis




 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018