Sektor yang strukturnya sudah mendalam, misalnya industri otomotif
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan akan terus memperdalam struktur industri manufaktur di Indonesia melalui peningkatan investasi atau ekspansi. 

"Sektor yang strukturnya sudah mendalam, misalnya industri otomotif. Hal ini tidak terlepas peran dari peningkatan investasi Jepang di sektor tersebut," katanya saat High Level Seminar of Project 2045, yang diselenggarakan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta, seperti disampaikan lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Upaya ini guna membangun rantai pasok yang kuat dan terintegrasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, menyubstitusi bahan baku impor, serta mampu mengisi pasar ekspor.

Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif, di antaranya melalui deregulasi, penerbitan paket kebijakan ekonomi dan kemudahan izin usaha. 

"Kami berharap, otomotif Jepang ke depannya bisa ekspansi ke arah low carbon emission vehicle (LCEV), yang di dalamnya termauk electric vehicle," ujarnya.   

Sepanjang 2017, investasi Jepang merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan nilai mencapai 8,4 miliar dolar AS.

Sementara pada periode Januari-April 2018, realisasi nilai penanaman modal dari investor Negeri Sakura juga menduduki peringkat kedua sebesar 1,4 miliar dolar dengan total 375 proyek.

Selain sektor otomotif, Kemenperin pun mendorong investor Jepang dapat mengisi di sektor strategis seperti indutri kimia dan farmasi. 

"Apalagi, kemarin sudah groundbreaking kompleks industri kimia di Cilegon. Saat ini, dari klaster di Cilegon kita sudah bisa produksi plastik, baja, kaca, dan ban," tuturnya. 

Sementara untuk pengembangan sektor otomotif, masih difokuskan di wilayah Karawang dan Bekasi karena sudah ada klaster industrinya. 

Menperin menyampaikan, pihaknya gencar memacu program hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. 

"Untuk sektor petrokimia dan otomotif, saat ini value added dan product value chain-nya hampir lengkap. Selanjutnya akan dibutuhkan untuk bahan baku akrilik. Artinya, perlu mendalami struktur industri untuk elektonika,” ujarnya.

Baca juga: Menperin sebut industri otomotif andalan perekonomian

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018