... Muncul radikalisme yang meniadakan kekayaan perbedaan, padahal kemerdekaan itu sebetulnya didapat dari perbedaan...
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD, mengingatkan, ada ancaman yang membayangi Indonesia berupa retaknya ikatan kebangsaan karena politik identitas.
    
"Muncul radikalisme yang meniadakan kekayaan perbedaan, padahal kemerdekaan itu sebetulnya didapat dari perbedaan, yaitu perbedaaan yang bersatu di negeri ini," kata Mahfud, dalam Dialog Kebangsaan Merawat Persatuan NKRI di Tokodai Okayama Campus, Tokyo, Jepang seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya yang diterima, di Jakarta, Senin.  
    
Ia menyatakan rasa khawatirnya, penggunaan simbol-simbol keagamaan sebagai alat bisa memancing perpecahan di antara bangsa Indonesia sendiri. Selain penggunaan identitas keagamaan, kelompok lain yang lebih ekstrem ingin mengganti sistem negara, mengganti apa yang telah disepakati, merombak kesepakatan sampai ke akar-akarnya. 
    
Mahfud melanjutkan, demokrasi dan integrasi adalah dua hal yang bertolak belakang tetapi harus dijalankan dua-duanya. "Demokrasi mengarah pada arti kebebasan, sedangkan integrasi mengarah pada hal untuk menyatukan," ujarnya. 
    
Lebih lanjut dikatakannya umat Islam sebagai kaum mayoritas di Indonesia janganlah bermental meminta-minta kepada negara dan janganlah mendiskriminasikan siapapun yang berbeda. "Gunakan Islam sebagai firman, Islam tidak sewenang-wenang terhadap kaum minoritas," katanya. 
    
Sementara itu, dalam diskusi tentang Pemilu Ceria dan Anti Hoaks di Kota Hamamatsu, Perfektur Shizuoka, Mahfud menegaskan bahwa pemilu adalah salah satu wujud yang paling konkret dari implementasi demokrasi. 
    
Saat ini, kata dia, Indonesia sudah mempunyai instrumen-instrumen hukum untuk berjalannya Pemilu yang baik, yakni adanya KPU yang independen, Bawaslu/Panwaslu, DKPP, dan MK yang semua mengawal agar pemilu dan hasilnya baik. Sebagai perbandingan, pada era Orde Baru dulu proses pemilu didominasi oleh pemerintah yang berpusat di departemen dalam negeri.
    
Kegiatan dialog, selain dihadiri oleh mahasiswa tetapi juga masyarakat Indonesia yang bekerja di daerah Shizuoka. Dalam sesi tanya jawab Mahfud banyak mendapatkan pertanyaan tentang banyaknya hoaks yang menimbulkan kesan permusuhan dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat menjelang pemilu.

Baca juga: Peneliti: Politik identitas harus diminimalkan agar tak ganggu kebhinekaan

Baca juga: Ajakan Ketua DPR agar tinggalkan politik identitas

Pewarta: Zita Meirina
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018