Makassar  (ANTARA News) - Pada 18 November 2018, waktu menunjukkan pukul 14.58 Waktu Indonesia Tengah (Wita), sebuah pesan WhatsApp (WA) masuk di grup "Prestasi Sulsel".

Setelah melihat ternyata pesannya berasal dari Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulawesi Selatan yakni Devo Khaddafi.

Pesan dalam bentuk screenshot dari situs resmi federasi bulu tangkis dunia BWF, Li Ning BWF World Junior Championship 2018 itu terdapat jadwal pertandingan babak final.

Dan kemudian salah satu jadwal partai final ganda campuran di kejuaraan di Ontario, Kanada itu terlihat sengaja ditonjolkan dengannya cara memberikan garis merah pada satu nama yakni Indah Cahya Sari Jamil yang berpasangan dengan Leo Rolly Carnando.

Pasangan campuran ini sesuai jadwal akan menghadapi rekan senegara asal Indonesia yakni pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva.

Pesan screenshot itu kemudian disisipkan pesan tambahan dari Ketua PBSI Sulsel yang kurang lebih berbunyi "Mohon Doa dan Dukungannya....Semoga atlet bulu tangkis putri asal Sulsel berhasil menjadi juara dunia junior 2018 atas nama Indah Cahya Sari Jamil asal PB Djarum".

Jelang beberapa menit terpampang di grup yang berisikan wartawan dan para pengurus cabang olahraga serta pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel itu, mulailah muncul secara teratur satu persatu ucapan selamat dan sukses kepada PBSI Sulsel serta atlet asal daerahnya bernama Indah Cahya Sari yang sukses menembus babak final sekaligus mengunci medali.

Tidak sedikit dari beberapa ucapan yang masuk langsung mengaminkan dan berharap atlet Sulsel itu keluar sebagai juara.

Dan doa itu akhirnya betul-betul terkabulkan setelah pasangan Indah/Leo sukses mengalahkan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti dalam waktu 31 menit dengan skor akhir 21-15 dan 21-9.?

Awalnya, menurut Indah, pertandingan menghadapi Rehan/Fadia akan sulit mengingat keduanya memiliki pengalaman yang sudah lebih banyak dan lebih diunggulkan.

Akan tetapi, dia menilai Rehan/Fadia justru memiliki tekanan, terlebih tahun ini menjadi kali terakhir bagi keduanya untuk bermain di kelas junior.

"Medali ini kami persembahkan untuk klub kami, keluarga, pelatih dan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Indah yang lahir di Makassar, 16 Maret 2002 itu.

Putri pasangan Jamil dan Amriati Rauf itu juga mengaku bangga dan bersyukur bisa tampil sebagai juara di ajang tersebut. 

Cewek yang memiliki tinggi badan 164 cm itu tidak lupa memberikan tips dan pesan bagi atlet Sulawesi Selatan agar bisa bersaing bukan hanya di ajang nasional namun juga level internasional atau dunia.

Menurut dia, untuk menjadi juara bukanlah hal mudah, dibutuhkan kerja keras atau kemauan yang kuat sehingga bisa bersaing dengan gigih dan pantang menyerah.

"Jadi kita sebagai atlet harus nekat dan berani dalam menghadapi tantangan di pertandingan," ujar yang memiliki ayah seorang guru olahraga di salah satu sekolah di Kabupaten Bone, Sulsel tersebut.

Atlet yang sempat mengenyam pendidikan di SDN 10 Bone dan SMP Pallatae, Bone itu juga mengaku siap untuk bekerja lebih keras lagi agar dapat meriah prestasi terbaik di sejumlah ajang internasional kedepan.

Saat pulang kampung usai kejuaraan, atlet yang spesialis bermain ganda ini sekaligus menjelaskan mengapa.pada akhrinya bisa bergabung dalam klub bulutangkis papan atas Tanah Air yakni PB Djarum.

Menurut dia, dirinya pada awalnya gagal di seleksi masuk PB Djarum saat memilih untuk tampil perorangan atau single.

"Namun pada seleksi berikutnya pada 2014, saya masuk kategori ganda dan ternyata berhasil," ujar gadis yang mengaku menyukai bulu tangkis karena melihat bapaknya.

Statusnya sebagai atlet pertama asal Sulsel yang mampu meraih gelar juara dunia, menjadikan idola baru bagi masyarakat khususnya atlet bulu tangkis di Provinsi Sulawesi Selatan.

Indah yang bergabung di PB Djarum pada 2014 itu juga diharapkan bisa terus berkembang dan mengikuti jejak legenda bulu tangkis Sulsel yakni Rosiana Tendean dan kawan-kawan.

Legenda bulutangkis Indonesia, Rosiana Tendean sejak lama memiliki harap lahir penerus. Rosiana juga yakin akan lahir banyak potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut.

Dan harapan itu akhirnya sudah terlihat dari diri Indah Cahya namun tentu harus terus dijaga dan ditingkatkan agar bisa menjadi penerus legenda bulu tangkis Sulsel Rosiana Tendean.

Raih Dukungan

Prestasi Indah Cahya Sari Jamil yang menjadi juara pada Badminton World Junior Championship di Canada, 12-18 November 2018 sontak menjadi perhatian khususnya di Sulawesi Selatan.

Pengprov PBSI Sulsel yang sejak awal memantau sekaligus memberikan dukungan dan akan fokus memantau perkembangan Indah Cahya Sari Jamil usai menyabet medali emas BWF World Junior Championships 2018 yang berlangsung di Ontario, Kanada.

Penampilan atlet kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan itu diharapkan bisa konsisten sehingga mampu mengikuti jejak Rosiana Tendean dan lain-lain demi mengharumkan nama daerah baik di kancah nasional hingga internasional.

Pengprov PBSI Sulsel juga berharap atlet yang kini bergabung dalam PB Djarum itu tetap bisa bertahan di pelatnas untuk semakin meningkatkan kemampuan dan teknik bertandingnya sampai betul-betul siap kembali dipanggil memperkuat Sulsel kedepan.

"Insya Allah kami akan pantau terus perkembangan Indah kedepan," katanya.

Devo Khaddafi tidak dapat menyembuhkan rasa syukurnya atas prestasi Indah yang luar biasa. 

"Di Kanada, Indah berhasil jadi juara satu, sebagai sebuah kebanggaan. Karena sepanjang ada bulutangkis dikenal di Sulsel, baru ada orang Sulawesi Selatan jadi juara dunia. Ini luar biasa untuk kita, Kebanggaan masyarakat Sulsel," ujarnya.

Apalagi, prestasi Indah diraih dalam usia muda 16 tahun. Ini akan memacu anak muda dan remaja Sulsel untuk berpretasi. Sosoknya juga bisa jadikan contoh ke anak-anak sekolah bahwa remaja Sulsel ada yang berprestasi dunia.

PBSI Sulsel sekaligus mengusulkan Indah dapat diangkat menjadi PNS dan duta remaja olahraga Sulawesi Selatan. Bahkan berharap bisa dijadikan duta remaja olahraga Sulsel.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyambut sekaligus memberikan penghargaan kepada Indah Cahya Sari Jamil yang merupakan juara dunia BWF Junior 2018 asal Sulsel.

"Saya selaku sekda mewakili pemerintah Sulsel dan masyarakat mengucapkan selamat dan terima kasih atas prestasi Indah. Ini sesuatu yang sangat positif," kata Penjabat Sekda Provinsi Sulsel Ashari F Radjamilo.

Dengan prestasi Indah ini, pihaknya berharap akan menjadi pemicu bagi remaja Sulsel lainnya untuk berprestasi. Terkhusus bulu tangkis sangat dikenal oleh masyarakat namun masih kurang atlet dari Sulsel.

"Jangan cuma Indah, tetapi ada Indah-Indah yang lain. Kalau bisa PB Djarum mengintensifkan pola pelatihan," katanya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018