Semuanya akan bergantung pada kemungkinan teknologi dan iklim...
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena Rusia berencana memangkas produksi minyaknya bulan depan dan perusahaan minyak nasional Libya menyatakan penghentian paksa karena force majeure.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada Selasa (11/12) mengumumkan bahwa negara itu akan memangkas produksi minyaknya paling sedikit 50.000 hingga 60.000 barel per hari (bph) pada Januari, yang menandakan bahwa produksinya akan menjadi sekitar 11,35 juta barel per hari bulan depan, sedikit lebih rendah dari 11,37 juta barel per hari pada bulan lalu.

Namun ia menekankan bahwa pengurangan pasokan akan dilakukan secara bertahap. "Semuanya akan bergantung pada kemungkinan teknologi dan iklim. Kami akan mendapatkan proposal dari perusahaan," kata Novak kepada wartawan seperti dikutip Xinhua.

Lebih lanjut yang mengangkat harga minyak adalah Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) menyatakan pada Senin (10/12) sebuah keadaan force majeure pada ekspor dari produsen minyak terbesar negara itu, ladang minyak El Sharara pada 9 Desember diduduki oleh kelompok milisi selama akhir pekan.

Penghentian pasokan akan menyebabkan hilangnya produksi 315.000 barel per hari dan kerugian tambahan 73.000 barel per hari di ladang minyak El Feel, karena ketergantungan pada El Sharara untuk pasokan listrik, kata NOC dalam sebuah pernyataan.

Karena Libya dikecualikan dari kesepakatan pengurangan produksi 1,2 juta barel per hari yang diumumkan oleh OPEC dan sekutunya pekan lalu, para analis mengatakan pengurangan produksi terbaru akan membantu menopang sentimen investor dan mengurangi kekhawatiran yang sedang berlangsung atas kelebihan pasokan.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari meningkat 0,65 dolar AS menjadi menetap di 51,65 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 0,23 dolar AS menjadi ditutup pada 60,2 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Harga emas turun lagi, tertekan penguatan dolar AS

Baca juga: Luhut paparkan pertumbuhan ekonomi RI di Polandia


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018