Jakarta (ANTARA News) - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-90, Perpustakaan Nasional RI menggelar acara Deklarasi “Gerakan Ibu Bangsa Membaca”.

Gerakan Ibu Bangsa Membaca bertujuan mengajak para ibu dan perempuan Indonesia lebih berperan aktif dalam kegiatan literasi. Peran aktif ibu dapat meningkatkan kebiasaan membaca dan menularkan kebiasaan itu pada anak dan keluarganya. 

"Ibu adalah perpustakaan pertama... apa yang kita tahu semua bermula dari ibu," kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhamad Syarif Bando dalam konferensi pers, Kamis.

Pagelaran literasi “Gerakan Ibu Bangsa Membaca” dimeriahkan 25 tokoh perempuan dari berbagai profesi di Perpustakaan Nasional, Kamis.

Mereka tampil membacakan kutipan paragraf pilihan dari buku-buku elektronik yang menjadi koleksi iPUSNAS, aplikasi Perpustakaan Digital berisi koleksi Perpustakaan Nasional

Para tokoh tersebut meliputi Mufidah Jusuf Kalla, istri Wakil Presiden RI, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, istri Menteri Sosial yang juga Pengembang Properti Loemongga Haomasan Kartasasmita, Duta Baca Nasional Najwa Shihab, Filantropis Lia Candrasari, aktivis literasi Chicha Koeswoyo. Juga aktris dan pendongeng Cut Mini, atlet angkat besi Acchedya Jagaddhita, penyanyi Sita Nursanti hingga aktris muda Prilly Latuconsina.

Mereka membacakan berbagai kutipan yang dijalin dalam sebuah pertunjukan tujuh babak dalam tujuh tema berbeda dalam keseharian seorang perempuan Indonesia, yakni tentang Indonesia, Manusia, Perbedaan, Memaafkan, Pasangan Hidup, Cinta dan Perempuan.  

Konten yang dibacakan oleh para penampil adalah karya penulis perempuan Indonesia. Karya tersebut bagian dari koleksi Perpustakaan Nasional dan iPUSNAS yang telah dikurasi oleh tim iPusnas bersama komunitas Gerakan One Week One Wook dan Booktube Indonesia. 

Kutipan-kutipan tersebut dirangkai menjadi sebuah “kisah” oleh penulis skenario terkemuka Titien Watimena dan dibuat jadi pertunjukan berkesan oleh koreografer Ari Tulang.

Baca juga: KPPPA: perempuan terbukti jadi motor penggerak

Baca juga: Jalan panjang perempuan korban kekerasan cari keadilan

Baca juga: Sunat perempuan hanya karena budaya

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018