DPP PDI Perjuangan sudah mengirim surat resmi ke Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta. Isinya, meminta agar Fraksi segera menyampaikan pesan partai kepada Gubernur DKI Jakarta mengenai kesiagaannya menghadapi bencana alam."
Jakarta (ANTARA News) - DPP PDI Perjuangan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengecek kesiapan Jakarta sebagai ibukota Indonesia dalam menghadapi kemungkinan bencana alam.

"DPP PDI Perjuangan sudah mengirim surat resmi ke Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta. Isinya, meminta agar Fraksi segera menyampaikan pesan partai kepada  Gubernur DKI Jakarta mengenai kesiagaannya menghadapi bencana alam," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat membuka Workshop "Peta Rawan Bencana Indonesia" di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Kamis.
 
Menurut Hasto, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam sangat penting, sehingga sejak awal masyarakat sudah harus diberikan kesadaran dan pemahaman untuk mempersiapkan diri sebaiknya menghadapi potensi bencana. "PDI Perjuangan secara khusus, ingin agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta benar-benar mengecek bangunan tinggi di Jakarta. Sejauh mana kekuatannya dan kesiapan menghadapi bencana, khususnya gempa," katanya.

Menurut Hasto, di negara seperti Jepang, aspek kesiapsiagaan terhadap bencana itu sangat dipertimbangkan dan diperhitungkan, sehingga gedung, khususnya bangunan tinggi, wajib dibangun dengan standar tertentu untuk mampu menahan gempa hingga 9 skala richter (SR). "Kami meminta pengecekan gedung-gedung tinggi di Jakarta, apakah dibangun dengan memperhatikan aspek ketahanan gempa atau tidak," kata Hasto.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menurut Hasto, menitip pesan kepadanya sebelum memerintahkan dirinya membuka workshop itu, yakni untuk mendalami kemungkinan meletusnya anak Gunung Krakatau, Rakata, yang berlokasi di Selat Sunda. "Bagaimana kemungkinan pengaruhnya terhadap Jakarta. Apakah kita sudah siap bila letusan itu terjadi. Ini bukan menakut-nakuti, tapi demi mempersiapkan diri kita semua," katanya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Prof Mezak A Ratag, yang menjadi pembicara pada workshop itu, mengatakan, pengetahuan dan kesiapsiagaan dini soal bencana itu sangat penting. Dia memberikan catatan, bahwa di kota-kota besar terjadi kenaikan temperatur, seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, dalam 100 tahun rata-rata terjadi kenaikan suhu satu persen. "Angka ini lebih ekstrim dibandingkan dengan kota-kota besar di negara lain," katanya.

Menurut dia, daerah yang kenaikan temperaturnya, paling ekstrim di Indonesia, adalah Cilacap, di Jawa Tengah, yakni naik sampai 3,4 derajat Celsius. "Setelah diselidiki, ternyata ada kilang minyak di daerah itu," katanya.

Adanya bencana angin puting beliung di beberapa kota dan kerap menjadi viral di media sosial, menurut dia, sebenarnya berkait dengan fenomena udara panas. "Kenaikan suhu dan udara panas ini yang jadi pemicu kenapa ada puting beliung. Karena triggernya adalah udara panas. Panas ini yang memicu udara berputar," kata Mezak.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018