Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Asuransi Bintang, Hastanto Sri Margi Widodo melaporkan bahwa sampai dengan bulan Oktober 2018, laba perusahaan sebelum pajak mengalami penurunan menjadi Rp 6,12 miliar, dari Rp 10,54 Miliar pada tahun 2017, atau turun sebesar 41,94 persen.

Menurut Hastanto, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, seperti klaim, penurunan investasi dan beban usaha yang meningkat. Namun demikian, lanjut dia, ekuitas perusahaan tumbuh dari Rp 267 miliar menjadi Rp 270 miliar, setelah memperhitungkan perbayaran dividen dan tanda laba tahun buku 2017.

"Peningkatan klaim netto, baik dari jumlah nominal maupun dari persentase merupakan konsekuensi dari pertumbuhan produksi yang ada, dan ini sudah termasuk beban klaim gempa Lombok dan Palu," kata Hastanto dalam paparan kinerja perusahaan di Jakarta, Rabu.

Dia pun mengungkapkan, bahwa premi bruto perusahaan mengalami peningkatan sebesar 2,65 persen, yang dikontribusikan terutama dari jenis asuransi kebakaran atau harta benda. Perusahaan pun membentuk cadangan premi sebesar Rp 2,56 miliar, lebih kecil dari pembentukan cadangan tahun 2017 yang sebesar Rp 26,92 miliar.

"Kondisi tersebut menunjukan bahwa langkah strategis yang diambil telah berhasil mengatasi penurunan produksi premi asuransi kendaraan jangka panjang, dengan peningkatan produksi premi asuransi jangka pendek," ujarnya.

Namun demikian, katanya secara total baik jangka pendek maupun jangka panjang cadangan premi di neraca tidak mengalami penurunan, yakni tetap sebesar Rp 164 miliar. Untuk akhir tahun 2018, diproyeksikan produksi premi bruto tumbuh menjadi sebesar Rp 411 miliar atau tumbuh sebesar 4,34 persen.

"Hasil underwriting diperkirakan meningkat sebesar 23,64 persen menjadi Rp 139,85 Miliar. Hasil investasi sebesar Rp 12,10 miliar, beban usaha sebesar Rp 146,32 Miliar dan laba bersih sebesar Rp 7,18 Miliar. Ekuitas perusahaan diproyeksi meningkat menjadi Rp 274,58 miliar," tukas dia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018