Jakarta (ANTARA News) - Suporter Persija, yang akrab disebut Jakmania, ketika merayakan gelar juara Liga I Indonesia dengan konvoi di Jakarta, Sabtu, mengutarakan harapannya terhadap tim kesayangan mereka dan liga sepakbola nasional ke depannya.

Yunus, asal Warung Buncit, adalah salah satu dari sekitar 150 ribu Jakmania yang turun ke jalan untuk konvoi pagi itu.

"Saya senang sekali dan bangga dengan Persija walaupun banyak yang nyinyir," kata Yunus.

Nyinyir dalam artian ada sebagian orang yang menganggap kemenangan Persija sebagai hasil pengaturan liga, kata Yunus.

"Saya berharap yang terbaik untuk Persija dan ke depannya supaya fairplay, lalu tidak ada lagi isu setingan atau pengaturan skor," kata dia.

Gelar juara menjadi catatan manis bagi Persija karena terakhir kali mereka mendapatkan gelar serupa adalah tahun 2001 atau 17 tahun lalu.

"Saya harap (Persija) bisa main terus di GBK sehingga ngga ada lagi partai usiran atau main kandang di luar Jawa, bagaimana kita mau dukung kalau seperti itu?" kata Yunus.

Yunus bersama seratusan ribu Jakmania mengawal konvoi perayaan gelar juara Liga I Indonesia dengan sepeda motor di belakang kendaraan utama, bus tingkat dengan atap terbuka yang membawa para pemain dan ofisial dari Persija.

Ada juga Jakmania yang berjalan kaki mengawal konvoi seperti Justin, asal Kembangan.

"Saya sudah sangat lama menunggu momen ini," kata Justin, yang mengenakan kaos dan syal Persija.

Justin, yang hanya sempat menonton laga terakhir Persija dari TV di kelurahan setempat,  sangat emosional pagi itu bisa ikut merayakan langsung kemenangan si Macan Kemayoran.

"Harapannya ke depan supaya sepakbola Indonesia damai, enggak ribut," kata dia.

Ridwan Maulana, koordinator Jakmania Pasar Rebo, tampak bersemangat pagi itu. "Bahagia terutama setelah puasa gelar juara. Ini sangat dinanti. Mudah-mudahan kita bisa juara lagi," kata dia.

Ridwan juga mendukung komitmen pengurus Jakmania dalam menciptakan sepakbola damai ke depannya.

"Bagus sih, supaya aman kalau main kemana-mana biar tidak ada kerusuhan lagi," kata Ridwan.

Adi BJ, Jakmania asal Rempoa juga menyatakan dukungannya untuk sepakbola damai.

"Walaupun tetap ada rivalitas tapi saya mendukung sepakbola yang damai.  Jangan sampai itu dirusak oleh oknum," kata Adi.

"Saya harap Persija bisa meneruskan tren positif ini," kata dia soal gelar juara liga.

Ridho Rahman, juga Jakmania asal Rempoa, sempat tak bisa berkata-kata ketika mengetahui tim yang dia dukung menjadi juara liga.

"Senang, gelisah, galau, campur aduk. Bangga juga, mau nangis. Pokoknya campur aduk," kata Ridho.

Tahun ini menjadi momen tak terlupakan bagi para Jakmania. 

Ridho dan Adi hanya lah segelintir dari Jakmania yang bermimpi untuk kejayaan Persija ke depan dan juga perbaikan kepemimpinan liga sepakbola nasional.

Sebagai kritikan, pimpinan tertinggi, dalam hal ini PSSI, harus direvolusi, harap Adi yang tidak puas dengan kepengurusan mereka.

Banyak ketidakpuasan, "terutama ketika laga internasional berjalan, tetapi liga (domestik) tidak diberhentikan," kata Adi yang mengutarakan kekecewaannya.

Di balik plus dan minus Liga I musim 2018, hari ini adalah harinya Persija dan Jakmania untuk berpesta. 

Jakmania memerahkan jalanan Jakarta dengan atribut kebesaran mereka, juga bendera, dan kembang api yang mewarnai konvoi sang juara liga.

Baca juga: The Jakmania nyalakan flare dan kembang api sepanjang pawai

Baca juga: Jakmania berkumpul di Senayan rayakan kemenangan Persija

Baca juga: Teco: Terima kasih The Jakmania

Baca juga: Jakmania berharap kontrak Teco diperpanjang

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018