Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ini menguat sebesar 70 poin ke posisi Rp14.511 dibandingkan sebelumnya Rp14.581 per dolar AS.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa apresiasi rupiah seiring dengan ekspektasi pasar terhadap the Fed mengenai kebijakan suku bunganya yang cenderung longgar (dovish) pada 2019 mendatang.

"Dolar AS melemah karena spekulasi pelaku pasar bahwa kebijakan suku bunga The Fed tidak seagresif pada tahun ini," katanya.

Ia menambahkan spekulasi pasar itu juga seiring dengan imbas perlambatan ekonomi dunia akibat perang dagang serta ketidakpastian kondisi ekonomi di Uni Eropa.

Di sisi lain, lanjut dia, kemungkinan sentimen negatif dari defisit neraca perdagangan Indonesia pada November cenderung mulai mereda. 

"Neraca perdagangan tidak terlepas dari permintaan global yang akhirnya memengaruhi kinerja ekspor," katanya.

Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan bahwa sentimen eksternal mengenai sikap the Fed yang dovish menekan pergerakan mata uang dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia.

"Ekspektasi investor semakin kuat bahwa The Fed akan memberikan arah kebijakan moneter yang lebih dovish di tahun 2019," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (18/12), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.523 dibanding sebelumnya (17/12) di posisi Rp14.617 per dolar AS.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018