Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang tahun 2018 sedikitnya ada empat kejadian yang menjadi sorotan publik, mulai dari perilaku sekelompok pemuda yang meminum air rebusan pembalut, hingga bocah perempuan yang kecanduan seks.

Nge-fly pakai air rebusan pembalut

Pada November lalu terungkap sekelompok remaja yang meminum air rebusan pembalut untuk mendapatkan sensasi nge-fly bak usai menyalahgunakan zat psikotropika.

Ahli kimia farmasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol. Drs. Mufti Djusnir, MSi, Apt, mengatakan, bukannya nge-fly, para remaja itu justru keracunan.

"Reaksi zat yang terkandung dalam pembalut itu menyebabkan penyalaguna menjadi pusing, yang dia anggap nge-fly. Padahal pusing karena keracunan. Tetapi kami belum memastikan apakah semua pembalut mengandung chlorine," kata dia.

Vaksin MR belum halal kata MUI
Pekerja melakukan pengemasan saat memproduksi vaksin di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/8/2018). Bio Farma sebagai produsen dan penyedia vaksin di Indonesia menargetkan vaksin pencegah penyakit Measless dan Rubella (MR) dapat diproduksi pada tahun 2024 mendatang. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Belum ada sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk vaksin MR sempat menjadi polemik di dalam masyarakat. Sebagian dari mereka menunda vaksinasi pada anak mereka hingga ada juga yang terang-terangan menolak pemberian vaksin.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek akhirnya menyatakan bahwa vaksin measless dan rubella (MR) tetap dapat digunakan meski belum mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Kecanduan game sebagai masalah mental kata WHO
 
Ilustrasi bermain game Mobile Legends. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Pada Juni lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game atau kecanduan game memenuhi syarat sebagai masalah kesehatan mental.

Direktur departemen kesehatan mental dan penyalahgunaan zat di WHO, Dr Shekhar Saxena, mengatakan "gangguan permainan" harus terdaftar sebagai masalah baru berdasarkan bukti ilmiah, di samping kebutuhan dan permintaan untuk perawatan masalah ini di banyak belahan dunia.

Seorang bocah Surabaya kecanduan seks

Pada akhir Januari, seorang anak berusia sekitar delapan tahun di Surabaya diketahui mengalami gangguan kecanduan seks alias sex addict sebagai dampak negatif lingkungan eks lokalisasi Dolly.

Perlahan, kondisi anak ini berangsur normal atau membaik. Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Nanis Chairani, sempat mengatakan kondisi bocah itu dalam tahap penyembuhan dan pendampingan, karena memang sudah cukup lama mengalami kondisi tersebut.

Baca juga: Dampak terburuk usai minum rebusan pembalut

Baca juga: Ini kandungan dalam pembalut yang diduga bikin nge-fly

Baca juga: Kondisi bocah Surabaya kecanduan seks berangsur normal

Baca juga: UEA dukung produksi vaksin halal Indonesia

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018