Sangat penting menjaga kawasan ini karena menyediakan air, udara bersih, dan mitigasi bencana alam, seperti erosi, penanggulangan hama, dan penyerapan karbon (perubahan iklim)
Banda Aceh,  (ANTARA News) - Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) menyerukan berbagai pihak terkait, terutama masyarakat tempatan, untuk menyelamatkan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) karena terdapat sekitar empat juta jiwa penduduk di Aceh yang tinggal di kawasan tersebut.

"Ekosistem Leuser merupakan kawasan strategis nasional akibat fungsi lingkungan KEL itu sendiri. Sangat penting menjaga kawasan ini karena menyediakan air, udara bersih, dan mitigasi bencana alam, seperti erosi, penanggulangan hama, dan penyerapan karbon (perubahan iklim)," ujar Ketua Yayasan HAkA, Farwiza Farhan di Banda Aceh, Rabu.

Ia menambahkan dewasa ini perusakan terhadap KEL terus terjadi dengan berbagai alasan, seperti pembukaan lahan perkebunan, pembangunan industri, dan pembukaan jalan yang mengakibatkan terancamnya kehidupan berbagai spesies dan satwa dilindungi.

Data terakhir HAkA di 2018 periode Januari hingga Juni telah ditemukan kerusakan hutan di KEL sekitar 3.290 hektare. Jika dibanding periode yang sama tahun 2017, cuma sedikit menurun dengan laju kerusakan mencapai 3.780 hektare.

Luas KEL mencapai 2,6 juta hektare, terletak di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara. Namun sebagian besar dari luas kawasan ini masuk ke wilayah Aceh mencapai 2,25 juta hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota, dan sisanya 384.000 hektare di Sumatera Utara.

"Kami sadar, masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu KEL, terutama Banda Aceh sendiri. Sehingga kami tergerak untuk memperkenalkan bentang alam yang luar biasa terdapat di Aceh," katanya.

Ia mengklaim hingga kini terdapat 8.500 spesies tumbuhan, lalu 105 spesies mamalia, dan 382 spesies burung di dalam KEL yang berada di provinsi ini.

Bahkan KEL menjadi tempat terakhir bagi empat satwa dilindungi dan terancam punah, seperti badak, orang utan, gajah, dan harimau Sumatera yang kini hidup bersama di alam bebas, kata Farwiza.

Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah pernah memastikan, tahun ini tidak terdapat satu pun proyek infrastruktur yang dibangun di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Pemerintah Provinsi Aceh berkomitmen terus menjaga, dan melindungi hutan Leuser menjadi prioritas.

"Sesuai RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Aceh, tidak ada pembangunan infrastruktur di dalam kawasan TNGL. Tidak ada suatu upaya sistemik dari Pemerintah Aceh untuk merusak TNGL dan KEL. Silakan tim asing atau UNESCO melihat lebih dekat," tegas Nova.

Baca juga: Penyelamatan Leuser Tanggungjawab Dunia

Baca juga: Proyek PLTA Tampur dapat penolakan aktivis lingkungan

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018