Jakarta (ANTARA News) - Miliarder Elon Musk pada Selasa malam memperkenalkan terowongan pertama yang diselesaikan oleh usaha transit bawah tanah yang dia luncurkan dua tahun lalu, sebagai solusi ambisius terhadap lalu lintas yang sangat "parah" di Los Angeles.

Dalam presentasi selama 30 menit yang disiarkan langsung lewat webcast, Musk menyebut segmen terowongan yang baru selesai 1,14 mil (1,83 km) itu sebagai terobosan dalam teknologi penggalian cepat dengan biaya rendah yang dipelopori oleh perusahaan pembangunan terowongannya yang baru lahir, bernama Perusahaan Boring.

Musk telah mengiklankan konsep terowongan percobaan itu sebagai langkah pertama menuju pengembangan jaringan bawah tanah berkecepatan tinggi yang mampu menggerakkan kendaraan dan pejalan kaki di bawah lalu lintas jalan raya di kota terbesar kedua di Amerika itu dengan kecepatan hingga 150 mil per jam. Namun masih memerlukan jalan panjang untuk bisa menuju sistem seperti itu.

Terowongan baru itu digali di sepanjang jalan yang tidak melewati Los Angeles, melainkan di bawah kota kecil yang berdekatan dengan Hawthorne, tempat perusahaan Boring dan perusahaan roket SpaceX milik Musk bermarkas.

Musk, yang paling dikenal sebagai pimpinan perusahaan mobil listrik dan energi Tesla Inc, mulai merambah ke angkutan umum setelah dirinya mengeluh di Twitter pada bulan Desember 2016 bahwa lalu lintas di Los Angeles telah "membuat saya gila," dan kemudian berjanji untuk "membangun mesin bor dan mulai menggali. ”

Pada bulan Mei, perusahaan menunjukkan pada dunia mengenai pratinjau terowongan Hawthorne, memposting video fast-forward dari bidikan kamera yang menempuh perjalanan panjang melewati lorong silindris, yang berdiameter sekitar 12 kaki (3,7 m).

Pada hari Selasa, Musk menetapkan total biaya untuk segmen yang telah selesai dibangun sekitar 10 juta dolar AS, termasuk biaya penggalian, infrastruktur internal, pencahayaan, ventilasi, sistem keamanan, komunikasi, dan lintasan.

Sebagai perbandingan, katanya, menggali satu mil terowongan dengan metode rekayasa “tradisional” menelan biaya hingga 1 miliar dolar AS dan membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk menyelesaikannya.

Baca juga: Elon Musk: Tesla tertarik beli pabrik GM yang idle

Baca juga: Di China, Tesla Model 3 mulai dikirim April 2019




 
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2018