Kami harapkan terdapat sinergi agar bisa meningkatkan kemakmuran masyarakat serta mampu menjaga keberlangsungan kegiatan bisnis
Manokwari, Papua Barat (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan keberadaan industri kelapa sawit di suatu daerah harus memberikan manfaat positif yakni kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Suatu usaha akan lebih langgeng dan lebih baik, apabila masyarakat sekitar merasa ikut dalam proses untuk lebih baik dan besar," katanya saat melakukan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit PT MedcoPapua Hijau Selaras di Manokwari, Papua Barat, Rabu.

Sri Mulyani menjelaskan inisiatif pelaku usaha swasta untuk membangun investasi terutama dalam pengembangan sumber daya alam harus mendapatkan apresiasi karena bisa mendukung kegiatan ekonomi di suatu kawasan. 

Namun, hal tersebut harus disertai upaya untuk mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, salah satunya dengan menyediakan lapangan kerja agar taraf kehidupan petani dapat meningkat dan menjadi lebih baik.

"Kami harapkan terdapat sinergi agar bisa meningkatkan kemakmuran masyarakat serta mampu menjaga keberlangsungan kegiatan bisnis," ujarnya.

Selain itu, ia mengharapkan adanya kegiatan pengelolaan perkebunan sawit yang lebih sesuai dengan standar lingkungan hidup di dunia internasional, agar tidak lagi menimbulkan persoalan mengenai kualitas komoditas minyak sawit mentah (CPO) Indonesia di pasar global.

"Harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan perkebunan agar bisa terus memasarkan di pasar internasional. Kalau sudah menumpahkan seluruh daya upaya dan pasar tidak menerima, ini menjadi hal yang tidak baik, tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga petani plasma dan pemerintah daerah," katanya.

Terkait penurunan harga sawit di tingkat global, Sri Mulyani mengharapkan perusahaan swasta yang bergerak dalam sektor sawit masih mempunyai kekuatan untuk mengelola lesunya permintaan dunia tanpa mengorbankan kesejahteraan petani.

"Harga kelapa sawit turun dan ini saat-saat tidak mudah. Semoga perusahaan mempunyai daya tahan dalam menghadapi persoalan turunnya harga tanpa mengorbankan para petani plasma," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat Nataniel Mandacan menambahkan kehadiran perusahaan swasta berbasis sawit di Papua Barat telah berkontribusi dalam berbagai pembangunan infrastruktur salah satunya jalan raya. 

Meski demikian, ia mengharapkan hal tersebut disertai oleh pembangunan industri pengolahan sawit agar lapangan pekerjaan makin meningkat yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat di daerah.

"Kami harap perusahaan terus mengelola secara bertanggung jawab, artinya setiap jengkal tanah yang diolah dan ditanam, terdapat hasil yang bisa dinikmati negara dan masyarakat, jangan sampai dinikmati sebagian besar, masyarakat tidak dapat apa-apa," ujarnya. 

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani yang didampingi sejumlah pejabat eselon satu Kementerian Keuangan juga menyaksikan acara penandatanganan kerja sama pembiayaan syariah antara Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan PT MedcoPapua Hijau Selaras.

MedcoPapua Hijau Selaras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit di Manokwari, Papua Barat. 

Bentuk kerja sama tersebut dilakukan dengan skema pembiayaan syariah dan jasa konsultasi kepada MedcoPapua, sebagai jaminan fasilitas plasma kepada petani plasma yang mencapai total Rp150 miliar.

Baca juga: Presiden minta tidak terus tanam kelapa sawit


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018