Solo (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meluncurkan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Disabilitas 2018 di Wisma Sejahtera Yayasan Insan Sembada (YIS), Karangasem Laweyan Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Pada acara peluncuran SKO Disabilitas ditandai dengan memberikan penghargaan tanda peserta terhadap 22 siswa baik putra maupun putri oleh Menpora Imam Nahrawi yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Kemenpora, Bayu Rahadian, selaku Penanggung Jawab SKO Disabilitas, dan Sekjen National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Pribadi.

Menpora dalam kesempatan tersebut mengatakan dengan diluncurkan SKO tersebut berkah bagi warga disabilitas, karena hal ini, cita-cita lama, pak Presiden Joko Widodo, untuk mendorong, memfasilitasi, dan memberikan penghargaan yang sama terhadap kaum disabilitas sudah terwujud dengan dibuktikan secara nyata.

"SKO Disabilitas di Solo ini, yang pertama kali di Indonesia. Dan, hal ini, sebagai bagian dari ketegasan, bapak Presiden Jokowi, bahwa tidak ada tempat sedikit pun yang membeda-bedakan bagi disabilitas, khususnya olahraga dan tentu juga di seluruh sendi kehidupan," kata Menpora.

Hal tersebut, kata Menpora, sudah dibuktikan di pesta olahraga multi event ASEAN Para Games, dan Asia Para Games 2018. Mereka semua diperlakukan sama, dan atlet disabilitas itu, sudah membuktikan prestasinya sungguh luar biasa. Pada Asian Para Games, Indonesia menargetkan 18 emas, tetapi luar biasa bisa merebut 37 emas.

"Saya berharap jangan berkecil hasil, karena para siswa SKO ini, memiliki kelebihan yang hebat. Berikan mereka dorongan semangat karena mereka bisa membuktikan dengan prestasinya untuk nama baik keluarga maupun bangsanya," kata Menpora.

Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus, Kemenpora, Bayu Rahadian, juga selaku penanggung jawab SKO Disabilitas, mengatakan, peluncuran SKO Disabilitas pada anggaran 2018, juga sesuai dengan Undang Undang Sistim Keolahragaan Nasional (SKN) 2005, tentang Pengembangan Olahraga Disabilitas, juga UU No.8/2016, tentang Hak Kesetaraan Bidang Olahraga Disabilitas.

Bayu Rahadian, mengatakan, tahapan pertama pendirian SKO Disabilitas tersebut administrasi dimulai dari koordinasi ke Sekjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dukungan pendirikan sekolah ini. Dan, mengapresiasi kepada Disdik Provinsi dan kota terkait dengan penempatan sekolah untuk siswa disabilitas.

Pihaknya telah melakukan seleksi pada siswa atlet tersebut, pada 8-9 Agustus 2018, yang diambil dari berbagai daerah di Indonesia, hasil dari Pekan Paralimpic Pelajar 2017. Ada sebanyak 22 siswa yang terjaring dengan empat cabang olahraga yakni renang, tenis meja, atletik, dan bulutangkis.

Pihaknya juga mengapresiasi kepada para guru yang dengan ikhlas sudah mengerti filosofi tentang olahraga. Siswa ini, anak khusus diberikan kesempatan selain mendapat pelajaran seperti bisa juga latihan sesuai cabangnya.

Para siswa SKO Disabilitas diterima sekolah khusus tersebut, kata dia, antara lain SMA Negeri 8 Surakarta, SMK Negeri 9 Surakarta, SMP Negeri 20, SMP Negeri 22, SMP Negeri 23, SMA/SMP Luar Biasa, dan YPAC Solo.

Para siswa tersebut ditampung di Wisma Sejahtera Yayasan Insan Sembada (YIS). Mereka selama ini, mengikuti latihan dua sesi pagi dan sore hari untuk atletik di Lapangan Sriwedari, renang di Karanganyar, tenis meja di wisma YIS, dan bulutangkis di GOR Tanujaya.

Para siswa SKO Disabilitas mulai masuk asrama pada September 2018, dan sudah ada atlet yang berprestasi saat mengikuti tingkat daerah maupun provinsi. Bahkan, seorang atlet, yakni, Soliatun, dari cabang bulutangkis saat diikutikan tingkat Youth Paralympic di Dubai berhasil merebut medali emas untuk tungga putri.

"Kami berharap dengan adanya SKO Disabilitas, para siswa bisa menjadi atlet-atlet NPC Indonesia yang tentunya sebagai pelapis ?yang berprestasi di tingkat internsional, dan bisa membanggakan bangsa dan negara," katanya.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018