"Hari ini saya tersanjung bertemu Mbah Yai, sowan, silaturahim. Saya sampaikan di sini silaturahim, saling mendoakan, ingin meminta masukan seperti apa untuk Indonesia yang lebih baik," kata Sandiaga ditemui di lokasi pondok, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Kamis.
Ia menampik meminta dukungan dari pondok untuk Pemilu Presiden 2019. Ia mengaku hanya silaturahim dan diskusi tanpa meminta dukungan.
Diskusinya dengan pengasuh pondok itu antara lain membahas tentang pertanian, sistem pendidikan, sampai harapan agar Indonesia lebih baik lagi.
Ia juga berharap kegiatan silaturahim yang dilakukannya ini membawa berkah demi Indonesia yang lebih baik ke depannya.
Saat disinggung terkait dengan sistem pendidikan di pesantren, Sandiaga memberikan apresiasi. Ke depan, ia ingin agar ada program untuk penguatan pesantren.
Ia menyebut salah satu kunci untuk meningkatkan pemberdayaan para santri dan pesantren adalah dengan program "santripreneurship". Selain bisa mendapatkan ilmu agama, mereka juga bisa belajar terkait dengan perdagangan agar ke depan bisa lebih mandiri.
"Pondok juga bisa menjadi basis ekonomi. Pondok bisa swasembada pangan," tuturnya.
Sandiaga dan rombongan sebelumnya bertemu dengan para kader di sebuah rumah makan wilayah Kabupaten Kediri. Awalnya direncanakan akan singgah ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri serta Pesantren Al Falah, Ploso, Kabupaten Kediri. Namun, nyatanya hanya singgah ke Ploso.
Di pesantren itu, Sandiaga disambut para pengasuh pondok, salah satunya KH Nurul Huda Djazuli. Sandiaga yang mengenakan baju putih itu datang dan melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah pengasuh pondok.
Pengasuh pondok tidak bersedia untuk dikonfirmasi terkait dengan kunjungan Sandiaga Uno ke Pesantren Ploso, Kabupaten Kediri.
Kedatangan Sandiaga juga dikawal para simpatisan partai. Sejumlah aparat keamanan juga bersiaga di lokasi pondok.
Setelah dari pondok, Sandiaga dan rombongan untuk melanjutkan perjalanan untuk bertemu dengan para kader di Kabupaten Pacitan serta acara ke Ponorogo.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018
