Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah peserta "Aksi Bela Uighur 2112" menampilkan pentas teatrikal tentang perlakuan diskriminatif yang dialami umat muslim di kawasan Xinjiang, China.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pentas teatrikal diawali adegan salat berjamaah muslimah Uighur.

Saat muslimah Uighur salat berjamaah, datang dua pria meletupkan senjata api ke atas.

Baca juga: Massa aksi bela Uighur salat Asar di jalan

Dua pria itu berkeliling di sekitar jamaah yang sedang salat sambil mengawasi dengan raut muka yang tidak bersahabat.

Setelah selesai salat berjamaah, dua pria itu mencopot secara paksa hijab yang diumpmakan sebagai kaum muslimah Uighur.

Adegan berlanjut dengan memaksa umat muslim Uighur itu untuk meminum minuman keras (miras), namun terjadi penolakan oleh kaum perempuan Uighur.

Baca juga: Bayi hingga anak-anak ikut aksi bela muslim Uighur

Sebelumnya, sebanyak 800 personel gabungan dari Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia bersiaga untuk mengamankan Aksi Bela Uighur 2112 pada beberapa ruas jalan dan sekitar Kedutaan Besar China di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat.

Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Indra Jafar mengatakan dari jumlah 800 personel yang dilibatkan, 500 anggota dari unsur Polri, dan 300 dari TNI.

Baca juga: 800 personel gabungan amankan aksi bela Uighur

Sejumlah anggota TNI/Polri terlihat telah menempati sejumlah titik pengamanan, di antaranya di sisi kiri Jalan Dr Ide Anak Agung Gde Agung, dan ruas samping Jalan Oakwood, Jalan Mega Kuningan Barat.

Beberapa alat yang disiapkan jelang aksi unjuk rasa antara lain pagar kawat berduri yang dipasang di depan halaman depan Kedutaan Besar China, dan alat pengamanan standar seperti tongkat dan tameng.

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018