Jakarta (ANTARA News) – Penyanyi dan dokter spesialis bedah plastik, Tompi, memiliki impian sejak mengambil spesialis bedah plastik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk membangun usaha sendiri dan tidak bekerja pada orang lain. 

Tepat pada tahun 2010, pemilik nama lengkap dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP bersama rekannya antara lain drg. Devya Linda, Sp.BM FISID, Florine Limasnax (Flo) dan Renny Sutiyoso mendirikan Beyoutiful Aesthetic Clinic. 

Menurutnya, setelah dirinya menyelesaikan studi spesialis bedah plastik, Tompi sempat mendapatkan tawaran menjadi staf di bedah plastik FKUI. Namun, ia mengurungkan niatnya karena ada alasan perbedaan misi dan visi. 

Selain itu, ketika mendirikan klinik ini, ia mendapatkan saran dari seniornya untuk bekerja terlebih dulu dengan senior. Namun, dirinya menegaskan tetap pada prinsipnya untuk mendirikan klinik sendiri. 

“Saya kan sudah kuliah selama 11 tahun. Kan, dokter umum selama 6 tahun dan bedah plastik selama 5 tahun. Jadi, saya harus berani buka klinik sendiri,” ujar dr. Tompi saat berbincang dalam acara talkshow bertajuk Diplomacy Needs Action (DNA) di Balai Sidang, Universitas Indonesia, di  Depok, Jumat. 

Baca juga: Tompi bicara mengenai proses operasi plastik

Diakuinya bahwa awal-awal dalam menjalankan usaha ini tidak mudah. Namun, semua tantangan dapat dilewati. 

“Beyoutiful ini termasuk klinik yang prominence di Jakarta. Untuk di Indonesia, pelayanan bedah plastik di klinik ini mampu bersaing secara hasil dalam memberikan treatment seperti klinik-klinik luar negeri, even Korea (Selatan) tidak selalu menjanjikan hasil terbaik. Semua tergantung kecocokan dan konsultasi, serta eksekusi yang benar,” ungkapnya. 

Ia mengatakan bahwa Beyoutiful Aesthetic Clinic ini menawarkan sisi yang berbeda, tidak seperti klinik konvensional. 

“Saya sengaja membuat ruang konsultasi saya seperti kamar yang keren. Saya ingin menyenangkan pasien,” imbuhnya. 

Baca juga: Tompi pasang tarif operasi plastik ke Ratna Sarumpaet

Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018