Beliau sangat disukai oleh mahasiswa karena enak dalam mengajar, jelas, baik dan ramah
Bogor (ANTARA News) - Keluarga Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) berduka atas kehilangan salah seorang dosen yang menjadi korban dalam peristiwa Tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12) malam.

Korban bernama Dra Ani Purjayanti, MA merupakan dosen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Pada saat kejadian almarhum sedang berlibur bersama keluarganya di Banten.

"Keluarga besar IPB sangat kehilangan, almarhum adalah dosen saya, mengajar Bahasa Inggris dulu tahun 1990an," kata Rektor IPB Dr Arif Satria.

Arif mendapat informasi musibah tersebut pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB dari pihak keluarga Ani yang merupakan teman satu angkatannya.

Pada saat informasi awal diterima, almarhum dikabarkan hilang setelah kejadian tsunami dan belum diketahui keberadaannya. Sementara suami dan anaknya selamat.

"Siang tadi sudah dapat kabar, jenazah ditemukan di sekitar lokasi hotel tempat dia menginap," katanya.

Sementara suami almarhum dirawat di rumah sakit terdekat, begitu juga dengan anak almarhum. Pihak keluarga juga sudah berada di lokasi.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, lanjut Arif, ia menginstruksikan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB berangkat langsung ke lokasi untuk membantu pihak keluarga mengurus jenazah.

Selain itu, tim dari Pusat Studi Bencana IPB sudah diturunkan ke lokasi bencana tsunami untuk membantu melakukan identifikasi.

"Jenazah sudah dalam perjalanan menuju Ambarawa, kampung halamannya," kata Arif.

Arif merasa sangat kehilangan atas berpulangnya almarhum Ani yang dikenalnya sebagai sosok dosen yang komunikatif dan dekat dengan mahasiswa.

"Beliau sangat disukai oleh mahasiswa karena enak dalam mengajar, jelas, baik dan ramah. Almarhum juga juri mahasiswa berprestasi nasional," kata Arif.

Almarhum meninggal dalam usia 54 tahun, meninggalkan seorang suami dan dua putra. Suami dan dua anaknya saat ini berangkat menuju Ambarawa untuk dimakamkan di kampung halamannya.

"Pemakaman dilakukan di Ambarawa sesuai permintaan ibunya bu Ani yang meminta anaknya dimakamkan di rumahnya," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Nunung Nuryantoro.

Nunung menambahkan, almarhum sedang berlibur bersama keluarganya. Total ada tiga keluarga, dengan jumlah sembilan orang. Semua menginap di Mutiara Carita Banten. Seluruh keluarga selamat, kecuali Ani dan suami dari adik almarhum yang sampai saat ini belum ditemukan.

Baca juga: Gitaris Seventeen yang tewas terseret tsunami adalah caleg PKB
Baca juga: Duka Ifan Seventeen setelah mengetahui gitaris dan kru meninggal
Baca juga: 20 personel RSUD Tarakan terdampak tsunami Selat Sunda

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018