London  (ANTARA News) - Celotehan para pilot dan pramugari di ruang resepsi Holiday Inn London, Brentford Lock, hotel yang menjadi basis crew Garuda yang hanya 20 menit berkendara dari London Heathrow, kembali bergema, setelah selama sebulan lebih sempat sepi karena maskapai penerbangan Garuda menghentikan penerbangannya sementara.

Pro kontra mengenai dihentikannya sama sekali penerbangan Garuda Jakarta London PP sempat disayangkan tidak saja oleh masyarakat Indonesia yang menetap di negeri kerajaan Ratu Elizabeth tetapi juga warga Inggris yang sering berlibur ke Indonesia.

Padahal sebelum ada rencana akan ditutup justru penumpang pesawat Garuda dari Jakarta ke London cukup banyak, hal itu diakui oleh salah seorang pilot yang bertugas dalam penerbangan Jakarta- London.

"Saya tidak punya cukup data mengenai penumpang, tapi memang akhir-akhir ini pesawat selalu penuh ke dan dari London. Mungkin juga karena  high season," ujarnya.

Sementara itu juga ada yang menyebutkan karena restriksi landasan di Jakarta yang tidak bisa full take off weight buat pesawat jenis  777 terbang ke London, dan hanya bisa 75 persen dari maximum.

Pengamat masalah penerbangan, Gerry Soejatman dari Indoflyer mengakui penerbang Garuda ke London direct itu adalah ambisi yang tidak jelas dan bisa disebutkan ceroboh sekali.  "Buka rute itu harus melihat masalah pesawat dan landasan bandaranya," ujar Gerry.

Menurut Managing Consultan di Communicavia, pesawat 777-300ER sudah jelas tidak bisa terbang dengan maximum take off weight dengan kekuatan runway yang ada pada saat itu.

Diakuinya rute Jakarta-London dengan 777-300ER akan selalu kena batasan muatan, artinya potensinya meraih keuntungannya sudah disunat dari awal, meskipun landasannya di Jakarta kuat, jarak jelajahnya pas-pasan dengan rute tersebut.

"Jangan lupa, posisi Jakarta tidak ideal untuk direct flight ke London, kecuali mengunakan pesawat baru seperti 787 atau A350," ujarnya.

Sebagian besar penumpang Garuda menilai penerbangan langsung London Jakarta terasa lebih nyaman ketimbang harus stop over beberapa jam di tengah perjalanan. Garuda adalah satu-satunya penerbangan langsung London-Jakarta dengan jarak tempuh sekitar 13 jam.

Setelah dua tahun sejak pertama terbang, Garuda Indonesia meningkatkan layanan penerbangan ke London dengan memindahkan destinasi pendaratan dari London Gatwick ke London Heathrow Terminal 3, yang letaknya lebih strategis dan dekat ke pusat kota pada bulan Juni tahun 2016.

Pemindahan destinasi pendaratan ke London Heathrow ini dilakukan untuk memberikan berbagai kemudahan bagi para pelanggan setia Garuda Indonesia.

Meskipun London Heathrow merupakan bandara tersibuk di benua Eropa dan di dunia, namun menjadi gerbang utama menuju Inggris dan menghubungkan Inggris dengan negara dan kota-kota di benua Eropa lainnya. London Heathrow terkoneksi dengan 1.052 destinasi lain di benua Eropa. Posisi strategis Bandara London Heathrow ini diharapkan akan memperkuat branding Garuda Indonesia di benua Eropa.

Namun Garuda pun sempat ragu untuk menutup atau tetap terbang ke London. Hal ini terjadi setelah disetop pada akhir Oktober lalu, maskapai milik negara itu kembali mengudara dan mendarat di Bandara Terminal 4 Heathrow pada Kamis lalu (13/12) pukul 20.51 dan kembali ke Jakarta pukul 22.28 pada hari yang sama.

"Tidak ada acara penyambutan resmi dalam penerbangan perdana kembali Garuda di London," ujar Manajer Garuda London Edi Purnomo.

Diakuinya memang tidak ada upacara seperti pada penerbangan perdana pada saat Garuda terbang pertama kalinya ke London di Bandara Gatwich juga pada saat pindah ke Heathrow, meskipun dalam penerbangan kembalinya ke London, juga ada Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara bersama beberapa direktur Garuda lainnya.

Rute penerbangan langsung Jakarta-London pp dengan armada Boeing 777-300 ER dual class terdiri dari kelas penerbangan ekonomi dan bisnis dan dioperasikan sebanyak tiga kali seminggu setiap Selasa, Kamis, Sabtu.

Pada acara jamuan makan akhir tahun yang diadakan KBRI London beberapa waktu lalu yang digelar untuk memberikan apresiasi dan menjaga hubungan dengan mitra bisnis di Inggris yang berperan menjaga hubungan ekonomi antara Inggris dan Indonesia juga hadir Dirut Garuda Ari Askhara.

Pada kesempatan itu Dirut Garuda Indonesia, melakukan perkenalan kembali rute langsung London-Jakarta dan London-Bali. "Terbanglah bersama Garuda", demikian tagline Garuda Indonesia dalam mendorong kalangan usaha Inggris untuk menggunakan maskapai nasional Indonesia dalam setiap kesempatan melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia.

Di kesempatan itu , Dirut Ari Askhara yang mempersembahkan Garuda Miles Platinum Member kepada para tamu Year End Dinner mengakui dibukanya kembali rute penerbangan langsung Jakarta-London pp tersebut merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan perusahaan dalam memperkuat jaringan penerbangan internasional, khususnya dengan menyediakan akses konektivitas langsung dari Jakarta ke Bandara Internasional London Heathrow (LHR).

Selaras dengan komitmen strategis bisnis terbarukan dijalankan perusahaan, dibukanya kembali rute penerbangan Jakarta-London pp ini tentunya akan menjadi capaian tersendiri bagi Garuda Indonesia.

Ini sejalan dengan komitmen peningkatan kinerja melalui pembenahan cost structure yang terus menunjukkan pencapaian positif yang salah satunya dibuktikan dengan dapat kembali dibukanya rute penerbangan langsung Jakarta-London ini.

Kembali beroperasinya layanan penerbangan ini juga menjadi langkah positif Garuda Indonesia dalam upaya peningkatan kinerja maskapai khususnya melalui strategi pengembangan jaringan penerbangan internasional.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan pasar yang semakin menjanjikan, dimana angka kunjungan wisatawan mancanegara Inggris ke Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah wisman asal Inggris ke Indonesia khususnya melalui Bali merupakan yang tertinggi keempat setelah China, Australia, dan India. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, jumlahnya mencapai 210.062 kunjungan, tumbuh 9,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. 

Pertumbuhan kunjungan wisatawan  diyakini juga akan dapat menunjang potensi pengembangan rute Jakarta - London pp tersebut, khususnya melalui market share jaringan penerbangan ASEAN yang saat ini dilayani Garuda Indonesia. 

"Kami sangat optimistis dengan kembali dibukanya penerbangan langsung Jakarta-London pp tersebut dapat semakin memperluas pangsa pasar jaringan penerbangan internasional yang diharapkan akan dapat memperkuat potensi market share penerbangan internasional Garuda Indonesia," kata Ari Askhara.

Pengoperasian rute penerbangan langsung Jakarta-London pp tersebut juga menjadi potensi pasar tersendiri bagi pasar Australia Eropa yang tercatat tumbuh progresif dengan capaian trafik penumpang penerbangan lintas Australia Eropa  mencapai lebih dari dua juta penumpang di tahun 2017 lalu. 

Potensi market size tersebut menempatkan Inggris sebagai top destination kawasan Eropa bagi wisatawan asal Australia. Hal ini tentunya menjadi potensi pasar tersendiri bagi Garuda Indonesia, mengingat Garuda Indonesia saat ini menghubungkan Jakarta ke tiga destinasi utama Australia seperti Melbourne, Sidney dan Perth. 

Awalnya Garuda Indonesia kembali terbang ke Inggris sejak September 2014 dengan rute penerbangan Jakarta-  Amsterdam - London Gatwick dengan frekuensi lima kali seminggu. Pada tahun 2015, Garuda Indonesia mengangkut 27.404 penumpang dengan tujuan Inggris-Indonesia dan mencatat market share 15 persen.

Garuda Indonesia menargetkan market share bertambah jadi 40 persen pada  2016. Salah satu upaya peningkatan market share tersebut adalah melalui peluncuran direct flight dari Bandara Heathrow dengan rute London Heathrow- Jakarta-Singapura-London.

Peluncuran direct flight London- Jakarta juga diharapkan dapat mendukung pencapaian tiga target lainnya yaitu peningkatkan jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia, perluasan destinasi wisata ke daerah lainnya di Indonesia, dan peningkatan people-to-people contact.

Jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia merupakan yang tertinggi dari kawasan Eropa, bahkan jika dibandingkan dengan Perancis, Jerman, dan Belanda. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan Inggris mencapai 269 ribu orang lebih. Sementara Perancis, Jerman, dan Belanda masing-masing hanya mencapai kisaran 202 ribu, 193 ribu, dan166 ribu orang.

Dukungan penerbangan langsung membuat waktu penerbangan menjadi lebih pendek (tanpa transit) diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan Inggris karena waktu tempuh ke Indonesia menjadi lebih singkat.

Dari 269 ribu wisatawan Inggris tersebut, sebanyak 161 ribu wisatawan atau sekitar 61 persen wisatawan Inggris tercatat mengunjungi Bali sebagai tujuan wisata.

Penggunaan penerbangan langsung Garuda Indonesia diharapkan dapat menarik wisatawan Inggris untuk meluaskan tujuan wisata selain Bali dengan memanfaatkan jangkauan penerbangan domestik Garuda Indonesia yang meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia. Penggunaan connecting flight Garuda Indonesia ke destinasi wisata lain di Indonesia ini dinilai lebih ekonomis. 

Baca juga: Pendapatan Garuda Indonesia meningkat jelang tutup tahun
Baca juga: KBRI gelar jamuan akhir tahun dengan kalangan bisnis di London
 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018