Nduga (ANTARA News) - Sejumlah warga yang datang dari berbagai kampung di Distrik Mbua dan sekitarnya di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, menggelar ibadah Natal bersama.

Kaum tua, muda, pelajar hingga anak-anak kecil tampak hadir dalam ibadah yang digelar secara sederhana namun hikmat itu.

Ibadah menyambut perayaan Natal pada 25 Desember 2018 itu dipusatkan di Gereja Kemah Injil Kingmi jemaat Imanuel, Klasis Mbua, Kampung Mbua, Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Senin pagi hingga siang.

Tokoh agama Kabupaten Nduga Pendeta Nataniel Tabuni dalam khotbahnya di hadapan warga dan jemaat Mbua mengajak agar meneladani sikap dan hidup Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.

"Agar kita semua berpijak kepada Sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Kita harus meninggalkan kebiasaan lama, kebiasaan yang tidak bagus dan mari kita melihat kedepan untuk kehidupan yang lebih baik lagi," katanya.

Pada momentum itu, sejumlah warga dan prajurit TNI penugasan membawakan beberapa lagu pujian yang bertemakan Natal.

Antara lain lagu pujian yang dibawakan oleh prajurit TNI dari Yonif RK 751 dengan judul Selamat Natal Saudaraku. Lagu ini mendapat tepuk tangan dari warga dan jemaat Imanuel Mbua.

Ibadah menyambut perayaan Natal itu juga dihadiri oleh Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto, Danyonif 756/WMS Mayor Inf Arif Budi Situmeang dan Kaden Gegana Sat Brimob Polda Papua AKBP Moerjatmo Edy.

Namun, sebelum ibadah itu dimulai, para tokoh agama, kaum muda dan para kepala kampung di Mbua disaksikan ratusan warga melaksanakan ritual adat panah babi sebagai tanda perdamaian, berakhirnya aksi kekerasan yang terjadi beberapa pekan lalu.

"Ini sebagai tanda bentuk perdamaian, tidak boleh ada lagi pertumpahan darah di sini, di Nduga. Pembangunan harus terus berjalan, tidak boleh terhenti," kata Nataniel Tabuni.

Baca juga: Warga Mbua inginkan pembangunan jalan Trans-Papua dilanjutkan

Baca juga: Pembangunan trans-Papua di Nduga direncanakan diambil alih TNI

 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018